Peradangan yang
terjadi pada lumen apendix (gambar)
B.
Kutipan dari : Marie Jaffe R.N “Pediatric Nursing Care Plans” Page 168
C MANAJEMEN MEDIK
-
Terapi pembedahan : appendictomy
-
Terapi cairan : IV cairan dan elektrolit (NaCl)
-
Terapi antibiotik : Metronidasole atau cefamandole
biasanya dosis
Tunggal yang diberikan sebelum pembedahan.
D. MANAJEMEN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
DATA DASAR PENGKAJIAN PASIEN
Aktifitas/Istirahat : Malaise (rasa sakit/tidak
enak badan)
Sirkulasi : Takikardi
Eliminasi :
Gelaja :
Konstipasi pada tahapan awal, kadang-kadang
diare
Tanda : Distensi
abdomen, nyeri tekan/lepas,
kekakuan, penurunan atau tak ada bising usus
Makanan dan Cairan :
Gejala : Anoreksia, mual dan muntah
Nyeri/Kenyamanan :
Gelaja :
Nyeri abdomen sekitar epigastrium dan
umbilikus yang meningkat berat
dan
terlokalissi pada titik Mc. Burney
(setengah
jarak antara umbilikus & tulang ileum
kanan),
meningkat karena berjalan, bersin, batuk, atau
napas dalam (nyeri berhenti tiba-tiba diduga
perforasi atau
infark pada apendiks). Keluhan
berbagai rasa nyeri/gejala tak jelas
(sehubungan dengan lokasi apendiks, contoh
retrosekal
atau sebelah ureter
Tanda : Prilaku
berhati-hati, berbaring kesamping atau
telentang dengan lutut ditekuk : meningkatnya
nyeri pada kuadran kanan bawah karena
posisi ekstensi kaki kanan/posisi
duduk tegak
Nyeri lepas pada sisi kiri diduga inflamasi
Peritoneal
Keamanan :
Tanda : Biasanya
demam
Pernapasan : Takipnea, pernapasan
dangkal
Pemeriksaan Diagnostik :
Sel darah putih ; diatas 12.000/mm3 (lekositosis), neutrofil meningkat sampai 75 %
Urinalisis : normal, tetapi eritrosit/leukosist mungkin ada
Foto
Abdomen : Dapat menyatakan adanya
pengerasan material
pada apendiks
(fekalit)
B DIAGNOSA KEPERAWATAN
Sebelum operasi
1.
Nyeri Abdomen b.d Obstruksi dan
peradangan apendiks
2.
Potensial kekurangan volume cairan b.d mual,
muntah,anoreksia dan diare
3.
Kurang pengetahuan tentang prosedur
preop dan post op b.d kurang terpapar terhadap informasi
4.
Resiko tinggi terjadi komplikasi
peritonitis b.d perforasi/ruptur apendiks
Sesudah Oprasi
1.
Potensial tidak efektifnya pola napas b.d
efek anastesi dan mobilisasi
2.
Nyeri b.d Luka operasi
3.
Kerusakan integritas kulit b.d luka oprasi
4.
Kurang pengetahuan b.d kurang
informasi tentang perawatan di rumah dan
tindak lanjut yang dibutuhkan.
5.
Potensial kekurangan cairan dan
elektolit b.d demam dan pemasukan cairan yang tidak memadai.
C. PERENCANAAN dan PELAKSANAAN
Sebelum Operasi
DIAGNOSA
KEPERAWATAN I
Nyeri abdomen b.d obstruksi dan peradangan apendiks
Hasil
yang diharapkan :
Pasien akan mempertahankan kenyamananya selama perawatan
Kriteria
Evaluasi :
Dalam
1-2 jam intervensi penghilangan nyeri, persepsi subjektif pasien tentang nyeri
menurun, dibuktikan dengan skala nyeri, indikator-indikator obyektif, seperti
meringis, wajah dan posisi tubuh relaks (tidak ada/menurun)
Intervensi
Keperawatan
1 Kaji dan catat kualitas, lokasi dan durasi nyeri. Gunakan skala
nyeri dengan pasien dari 0 (tidak ada
nyeri) - 10 (nyeri paling buruk). Waspada tentang karakteristik
ketidaknyamanan selama tahap-tahap berikut dari apendisitis :
·
Tahap awal : Nyeri abdomen (baik
epigastrsik atau umbilikal) yang mungkin tidak jelas atau menyebar: mual dan
muntah : demam: sensitifitas diatas area apendiks
·
Tahap intemediet (akut) : Nyeri
berpindah dari epigastrium ke kuadran kanan bawah pada titik Mc Burney dan
meningkat dengan berjalan atau batuk. Nyeri
dapat disertai dengan sensasi konstipasi. Anoreksia, malaise,
kadang-kadang diare, penurunan peristaltik usus juga terjadi.
·
Apendisitis akut dengan
perforasi : peningkatan nyeri umum: berulangnya muntah, peningkatan kekakuan
abdomen.
2. Jelaskan penyebab rasa sakit,
cara menguranginya
3. Kolaborasi therapi dengan pemberian antiemetik, sedatif, dan
analgesik sesuai program.
4. Pertahankan pasien puasa sebelum pembedahan untuk memberikan
kenyaman pada peristaltik usus : setelah pembedahan, mual muntah biasanya
hilang
5. Ajarkan teknik untuk pernapasan dalam untuk menurunkan stress dan membantu relaks otot yang tegang.
6. Bantu posisi pasien untuk kenyaman optimal. Beberapa pasien
menemukan kenyamanan pada posisi miring dengan lutut ditekuk, sedangkan yang
lain merasa nyerinya hilang apabila telentang dengan bantal dibawah lutut.
7. Kompres es pada daerah yang sakit untuk mengurangi nyeri
8. Ciptakan lingkungan yang tenang
DIAGNOSA KEPERAWATAN II
Potensial
kekurangan volume cairan b.d mual, muntah, anoreksia dan diare.
Hasil
yang diharapkan :
Pasien
akan mempertahan keseimbangan cairan dan elektrolit yang normal selama
perawatan
Kriteria
Evaluasi
Dalam
jangka 1-2 jam intervensi diberikan
dapat lihat tanda sebagai berikut : bibir tidak kering, mukosa membran
lembab, turgor kulit baik, tidak kering.
Intervensi
Keperawatan
1 Kontrol TV terhadap peningkatan suhu, peningkatan frekwensi nadi,
hipotensi tiap 4 jam
2 Puasa makan dan minum
3 Pasang infus dan pipa lambung sesuai program medik
4 Kontrol cairan keluar dan masuk bila urin < 30/jam, laporkan
Dokter
5 Jauhka makan-makanan/bau-bauan yang merangsang mual muntah.
Kurang
pengetahuan tentang prosedur preop dan post op b.d kurang terpapar terhadap
informasi
Hasil
yang diharapkan :
Pasien
akan meningkatkan pengetahuanya
Kriteria Evaluasi :
Pasien
mengungkapkan pengetahuan tentang prosedur pembedahan termasuk persiapan
preoprasi dan sensasi dan perawatan operasi dan sensasi, dan mendemostrasikan
latihan pascaoprasi dan menggunakan alat
sebelum preosedur pembedahan atau pada kedaruratan selama periode
pascaoperasi segera.
Intervensi
keperawatan
1.
Kaji pemahaman pasien tentang
diagnosis,prosedur bedah,rutinitas praoperasi dan program pasca operasi.
Evaluasi tentang hasrat pasien terhadap informasi tentang diagnosis dan
prosedur.
2.
Jelaskan tentang diagnosis dan prosedur
pembedahan sesuai kebutuhan.
3.
Jelaskan tentang peristiwa preoperasi :
·
Dimana pasien akan berada sebelum,
selama, dan segera setelah operasi.
·
Obat-obatan preoperasi dan waktu pembedahan.
·
Penatalksanaan nyeri, termasuk sensasi
yang akan dirasakan.
·
Pemasangan kateter, selang, dan alat
pemberian oksigen.
·
Perubahan diet,termasuk puasa.
·
Pembatasan aktifitas dan posisi
·
Perlunya menghindari merokok selama
periode perioperasi.
·
Jam kunjungan dan lokasi ruang tunggu.
4.
Jelaskan aktifitas, latihan, dan
kewaspadaan pascaoperasi. Izinkan pasien kembali mendemonstrasikan alat dan
latihan berikut dengan cepat :
·
Napas dalam dan latihan batuk
·
Penggunaan alat infus PCA
·
Gerakan naik turun dari tempat tidur
5.
Sebelum pasien pulang, ajarkan tentang
aktifitas yang yang dilakukan :
Meningkatkan aktifitas secara bertahap,
menghindari secara bertahap sesuai toleransi, menghindari mengangkat beban (
> 5 kg ), menghindari mengemudi mobil ( sering selama 4 – 6 mgg )
6.
Berikan waktu pada pasien untuk
mengajukan pertanyaan dan mengekspresikan perasaan ansietas : bersikap
menenangkan dan mendukung.
Potensial
terjadi komplikasi peritonitis b.d perforasi/ruptur apendiks
Hasil
yang diharapkan :
Pasien
akan bebas dari infeksi (komplikasi)
Kriteria Evaluasi :
Nyeri
abdomen tidak bertambah hebat, tanda vital normal, tidak ada tanda-tanda
gelisah, dehidrasi dan akral tidak dingin.
Intervensi keperawatan :
1.
Observasi tanda-tanda vital
2.
Kontrol secara teratur tanda-tanda
peritonitis dan laporkan segera bila perlu
3.
Beri makanan dan cairan batasan
sesuai program
4.
Kalau perlu pasang pipa lambung, infus sesuai program medik
5.
Jangan berikan huknah, klisma atau obat
pencahar
6.
Bila tanda dan gejala peritonitis
muncul, maka :
-
Puasakan
-
Beri posisi setengah duduk dan tirai
baring
-
Pantau efek pembelian obat
-
Beri dukungan pada pasien
-
Beri antibiotik sesuai program medik
DIAGNOSA KEPERAWATAN I
Potensial
kurang efektifnya pola napas b.d pengaruh
anastesi dan mobilisasi
Hasil
yang diharapkan :
Pasien
akan mempertahankan pola napas yang normal selama perawatan
Kriteria Evaluasi :
Bunyi
di kedua paru bersih, tidak ada lendir, pernapasan 18 x/menit.
Intervensi
keperawatan
1 Kaji pola, suara, frekuensi pernafasan
2 Bantu pasien dan ajarkan untuk tirah baring, batuk dan napas dalam3 Beri posisi setengah duduk
4 Mobilisasi dini
Nyeri b.d Luka pembedahan
Hasil
yang diharapkan :
Pasien akan mempertahankan kenyamananya selama perawatan
Kriteria
Evaluasi :
Dalam
1-2 jam intervensi penghilangan nyeri, persepsi subjektif pasien tentang nyeri
menurun, dibuktikan dengan skala nyeri, indikator-indikator obyektif, seperti
tidak meringis, wajah dan posisi tubuh relaks, luka operasi, tidak ada tanda
–tanda infeksi
Intervensi
Keperawatan
1
Kaji dan catat kualitas, lokasi
dan durasi nyeri. Gunakan skala nyeri dengan pasien dari 0 (tidak ada nyeri_ - 10 (nyeri paling buruk). Beri
2 Beri posisi tidur nyaman
3 Kolaborasi therapi analgesik sesuai program.
4 Ajarkan cara mengulangi nyeri :
-
Napas dalam dan batuk efektif
-
Tidur terlentang, kedua telapak
tangan menekan daerah luka operasi dengan bantal kecil
-
Relaksasi
5 Mobilisasi bertahap
6 Lakukan program medik
7 Kompres es pada daerah yang sakit untuk mengurangi nyeri
8 Ciptakan lingkungan yang tenang
Kerusakan integritas kulit b.d luka pembedahan
Hasil
yang diharapkan :
Pasien
akan mempertahankan integritas kulit yang normal selama perawatan
Kriteria
Evaluasi
Luka
insisi sembuh tanpa ada tanda-tanda infeksi
Intervensi
Keperawatan
1 Pantau luka pembedahan dari tanda –tanda peradangan : demam,
kemerahan, bengkak, dan cairan yang keluar terhadap warna, jumlah dan
karakteristik
2 Rawat luka secara steril
3 Beri makanan berkualitas atau dukung pasien untuk
makan yang bergizi untuk mempercepat proses penyembuhan
4 Beri atibiotik sesuai program medik
DIAGNOSA KEPERAWATAN IV
Kurang
pengetahuan tentang perawatan dirumah dan tindak lanjut yang dibutuhkan b.d kurang terpapar terhadap informasi
Hasil
yang diharapkan :
Pasien
akan meningkatkan pengetahuanya tentang perawatan dirumah dan tindak lanjut
yang dibutuhkan.
Kriteria Evaluasi :
Pasien
mengungkapkan pengertianya tentang perawatan di rumah dan tindak lanjutnya..
Intervensi
keperawatan
1 Ajarkan perawatan luka secara bersih dan kering
2 Diskusikan tanda gejala infeksi luka, laporkan pada dokter bila terjadi
3 Diskusikan tentang diit yang tidak merangsang peristaltik usus dan anjurkan nutrisi yang memadai
4 Jelaskan kebutuhan latihan dan istirahat yang seimbang
5 Berutahukan pasien untuk menghindari latihan fisik yang berat untuk beberapa minggu.
6 Kontrol kembali ke dokter sesuai tanggal yang ditentukan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN V
Potensial
kekurangan cairan dan elektrolit b.d demam dan pemasukan cairan yang tidak
memadai
Hasil
yang diharapkan :
Pasien
akan mempertahankan cairan dan elektrolit yang seimbang selama perawatan
Kriteria Evaluasi :
Tidak
ada tanda-tanda dehidrasi (bibir tidak kering, mukosa membran lembab, tidak
sering kehausan, pemasukan cairan mencukupi.
Intervensi
keperawatan
1
Kaji keadaan turgor kulit dan
selaput lendir
2
Observasi tanda-tanda vital
3
Catat cairan masuk dan keluar
4
Beri cairan infus sesuai prgram medik
5
Beri diit sesuai program medik dan
tingkatkan secara bertahap
6
Jaga pipa lambung yang ada, perhatikan
warna cairan, jumlah dan karasteriktik
7
Laksanakan program medik.
Untuk
semua diagnosa sebagai standar evaluasinya adalah dengan berpatokan pada
kriteria evaluasi masing-masing diagnosa dengan menggunakan ; S O A P /S O A P
I E R
E.
PENDIDIKAN PASIEN-KELUARGA DAN RENCANA PENULANGAN
Berikan
pasien dan orang terdekat informasi verbal dan tertulis mengenai hal berikut :
1.
Obat-obatan, termasuk nama obat,
tujuan, dosis, jadwal, kewaspadaan, interaksi obat-obatan dan makanan/obat dan
potensial efek samping
2.
Perawatan insisi, termasuk penggantian
balutan dan pembatasan mandi bila tepat
3.
Indikator-indikator infeksi : demam,
mengigil, nyeri insisi, kemerahan, bengkak dan keluar drainase purulent
4.
Kewaspadaan pasca bedah : menghindari
mengangkat objek berat (.>4,5 kg) selama 6 minggu pertama.
5.
Menghindari enema untuk beberapa minggu pascaoprasi. Waspadakan
pasien tentang perlunya memeriksa pada dokter sebelum melakukan enema.
RUJUKAN
Dorothy B. Doughty & Debra Broadwell
Jackson (1993) “ Gastrointestinal
Disorder” Mosby Clinical Nursing Series
Charlene
J. Reeves & Gayle Roux dkk (1999) “ Medical Surgical Nursing”
Monica
Ester, SKp (2000) “ Keperawatan Medikal
Bedah : Pendekatan Sistem Gastrointestinal.
Sylvia
Anderson Price, dkk (1994) “ Fisiologi
–Proses –Proses Penyakit” Edisi 4
Marie
Jaffe R.N. M.S “ Pediatric Nursing Care
Plans” Skidmore-Roth Publishing, Inc 1001 wall street El Paso, Texas 79915
|