Tuesday, 7 October 2025

Suksesnya Bisnis Olahan Asapan Lele dan Nila Menembus Pasar Eropa

Setiap kali pulang kampung, ada sajian istimewa yang selalu dibuat oleh Ibu. Apalagi kalau bukan sambal. Namun sambal bukan sembarangan sambal, sebab temannya adalah asapan ikan lele dan nila. Rasanya jangan ditanya lagi, sungguh nikmat. 


Bagaimana tidak, aroma asap yang menggugah selera akan terbayar lunas saat menyantap gurihnya daging ikan lele dan nila. Dipadu sambal yang tidak hanya pedas, tapi juga manis asin serta terasinya yang begitu terasa. Sungguh bisa lekas menghabiskan sepiring nasi. Bahkan ingin nambah lagi. 


Beruntung olahan asapan ikan lele dan nila mudah didapat. Terlebih karena kampung halaman kami di Jawa Timur dengan dengan pemasok utama makanan olahan ini. Ya, ada suatu daerah di Kabupaten Malang, tepatnya di Desa Sananrejo Kecamatan Turen yang sukses mengolah ikan lele dan nila. Tidak hanya laris manis di pasaran dalam negeri, olahan asapannya bahkan mampu menembus pasar Eropa. 


Kedua jenis ikan ini memang punya waktu panen yang cukup singkat, sekitar 2 hingga 4 bulan saja. Meski jumlah produksi meningkat, akan tetapi hal itu juga bisa membuat masalah baru dalam pemasarannya. Terlebih jika hasil panen ikan lele dan nila segar tidak maksimal terserap pasar, maka bisa terjadi penurunan nilai jual, bertambahnya biaya perawatan pasca panen, kerugian akibat kematian dan ikan yang membusuk. Karena itu solusinya adalah dengan diawetkan, salah satu caranya dengan pengasapan. 

Sekedar informasi, pengasapan merupakan perpaduan proses pengawetan dengan tehnik penggaraman, penggeringan dan pengasapan itu sendiri. Dengan penggaraman dan pengeringan bisa membunuh dan mencegah timbulnya bakteri pengurai sehingga ikan tidak akan membusuk dan masih layak untuk dikonsumsi. Dilanjutkan dengan pengasapan dimana ada suhu panas dan unsur asap yang dihasilkan dari pembakaran kada yang bisa menambah cita rasanya. Dengan demikian metode pengasapan menimbulkan produk olahan baru dengan nilai ekonomis yang cukup baik di pasaran.


Meski akibat dari proses pengasapan ini membuat sekitar 30% volume ikan lele dan nila mengalami penyusutan, namun tidak menjadi masalah. Sebab ikan yang dipilih merupakan yang punya ukuran besar. Usai proses pengasapan, olahan ikan lele dan nila ini lalu dikemas memakai pengemas vakum untuk mengeluarkan udara pada kemasan sehingga bakteri tidak dapat hidup di dalamnya. Dengan begitu olahan asapan lele dan nila dapag bertahan lama meski tanpa pengawet. 


Proses olahan asapan lele dan nila tidak membutuhkan waktu lama. Sekitar 3-4 jam dari proses pembersihan ikan, perendaman air garam, penirisan hingga pengasapan sampai ikan kering, matang dan berwarna kuning kecoklatan mengkilap. Berbeda dengan proses olahan lainnya yang membutuhkan waktu lebih lama, misalnya dibuat abon yang butuh 5 hingga 6 jam atau kerupuk yang butuh waktu 8 jam termasuk pengeringan. Proses pengasapan dinilai lebih hemat waktu, tenaga, biaya dan nilai jualnya jauh lebih menguntungkan.


Nilai ekonomis dari olahan asapan lele dan nila tentunya tidak lepas dari tangan dingin beberapa pihak. Seperti pemerintah kabupaten Malang melalui Dinas Perikanan yang aktif mendorong pengembangan budidaya ikan secara mandiri oleh masyarakat. Juga dukungan dari PT. Astra International Tbk yang turut memacu tumbuhnya kesadaran berdikari dari masyarakat Kabupaten Malang, khususnya warga Desa Sananrejo Kecamatan Turen. Desa ini merupakan salah satu dari Desa Sejahtera Astra (DSA) yang terkenal akan potensi olahan asapan ikan lele dan nila. 


Desa Sananrejo punya lahan budidaya ikan nila masyarakat dengan total luas sekitar 1.4 hektar dan menghasilkan 5 ribu ton per tahun. Budidaya ikan lele di sana pun produksinya tak kalah, karena tidak membutuhkan banyak air dan lebih mudah proses budidaya. Terlebih air di Kabupaten Malang bagus sehingga ikan yang dihasilkan saat dikonsumsi tidak berbau tanah, jadi lebih disukai konsumen. Itulah mengapa sekitar 25% warga Desa Sananrejo bermatapencaharian sebagai pembudidayaan ikan. 

Dengan pelatihan yang kerap diberikan, warga desa juga mahir mengolah daging ikan menjadi aneka jajanan dan makanan beku. Yang populer ialah olahan asapan ikan lele dan nila. Banyak warga yang sudah merintis usaha olahan ikan dan bahkan membentuk paguyuban sehingga perekonomian warga semakin membaik. Salah satu bukti kesuksesan ini adalah dengan adanya ekspor ke Eropa. 

Pada akhir 2024 lalu, sebanyak 1.500 box LCL dengan berat 260 kg kacang tunggak, ikan nila, ikan lele asap, dan ikan asin telah diekspor ke Belanda oleh PT. Bafain Haridra Indonesia, dari Jl. KH Agus Salim, Betek, Desa Sananrejo, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Ekspor dengan nilai devisa Rp 2,5 miliar dan nilai kontrak Rp 63,2 miliar ini bahkan juga dilepas oleh Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Budi Santoso. Beliau didampingi oleh Kepala Bea Cukai Malang yakni Gunawan Tri Wibowo, dan Bupati Malang, HM Sanusi. Diketahui bahwa keberhasilan ini ialah hasil kolaborasi dari berbagai lintas kementerian/lembaga/perseroan dalam pembinaan UMKM ekspor. Ada PT. Astra International Tbk melalui program Desa Sejahtera Astra (DSA) yang mendirikan Yayasan Insan Madani Sukses (IMS). DSA itu sendiri merupakan program sosial berkelanjutan dari PT. Astra International Tbk. yang bertujuan memberdayakan masyarakat di pedesaan melalui empat pilar, yaitu: pendidikan, kewirausahaan, lingkungan, dan kesehatan. Dengan tujuan utama memberdayakan masyarakat desa agar bisa mengangkat derajat kesejahteraan yanga caranya adalah mengoptimalkan potensi dan sumber daya yang ada.


 Sumber:

Foto https://www.instagram.com/reel/CsqLWBwNKG6/

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2025/10/07/desa-sananrejo-gerakkan-ekonomi-melalui-ikan-lele-dan-nila-asap-hingga-tembus-pasar-dunia


Informasi:

https://timesindonesia.co.id/ekonomi/546961/produksi-capai-5-ribu-ton-pemkab-malang-bantu-benih-budidaya-ikan-nila

https://timesindonesia.co.id/ekonomi/523317/produksi-ikan-nila-terus-meningkat-kabupaten-malang-jadi-sentra-penghasil https://jatimtimes.com/baca/327813/20241219/082700/mendag-budi-santoso-lepas-ekspor-ikan-nila-asap-dan-kacang-tunggak-kabupaten-malang-ke-belanda https://tugumalang.id/warga-desa-sananrejo-estimasi-panen-105-ton-ikan-nila-di-lahan-seperempat-hektare/


#APA2025-KSB

No comments:

Post a Comment