Salah satu tanda bahwa sudah memasuki Kota Pasuruan adalah dengan terlihatnya patung kursi besar di tengah perempatan jalan utama. Patung yang bak monumen itu menandakan kalau kota kecil di Jawa Timur ini punya sentra industri mebel yang patut diperhitungkan. Tidak kalah dengan Jepara, para pencinta furniture berkualitas pasti akan melirik hasil karya para pengrajin lokal Kota Pasuruan. Selain ukirannya yang halus, kualitas kayu yang unggul dan desain yang menarik membuat industri mebel di Kota Santri ini berkembang pesat serta banyak peminat.
Sayangnya industri mebel punya sisi buruk, yaitu melimpahnya limbah kayu. Limbah kayu ini berupa potongan-potongan kayu yang biasa disebut tatalan, dan itu menumpuk tak terpakai. Masyarakat mempunyai kebiasan membakar sisa potongan kayu tersebut. Akhirnya malah mencemari lingkungan karena membuat polusi udara, asap hitam membumbung ke angkasa dan mengeluarkan aroma kurang sedap.
Ada juga yang mau membeli tatalan tersebut. Mereka adalah pembuat lontong dan membeli limbah kayu dengan harga sangat murah. Padahal sebenarnya limbah kayu adalah barang berharga bila bisa mengolahnya menjadi sesuatu yang bernilai jual. Pemikiran inilah yang kemudian membuat Achmad Adias Wijaya mencetus Artdias Gallery.
Dias, sapaan akrabnya, awalnya iseng menonton sebuah tayangan di YouTube pada 2018 silam. Tontonannya tentang seseorang yang tengah membuat mainan dari limbah kayu. Dari sinilah kemudian tercetus ide untuk mencoba, kebetulan juga di sekitar ada banyak limbah kayu pinus dan jati. Daripada dibuang percuma, coba saja dikreasikan dan siapa tahu jadi hal yang berguna.
Awalnya Dias meminta seseorang untuk memotong-motong kayu sesuai pola yang dibuatnya. Sistemnya borongan, ada sekitar 100 potong. Selanjutnya potongan kayu itu diamplas dan dirakit oleh sendiri oleh Dias. Hal ini karena pengerjaan detail butuh ketelitian dan jadinya bisa sesuai keinginan.
Setelah potongan kayu direkatkan menggunakan lem, skrup dan logam, jadilah benda-benda yang menarik mata. Ada mainan edukasi anak hingga diorama yang estetik. Seperti gantungan kunci, mobil-mobilan, truk, pesawat, traktor dan masih banyak lagi. Karena juga dicat, hasilnya cantik sekali.
Pengolahan limbah kayu ini juga menggunakan paduan aksesoris tambahan yang murah dan didapat dari pasar loak. Dengan demikian modal yang diperlukan terhitung cukup murah. Namun limbah kayu kemudian jadi bernilai jual. Harga jual produk Dias di Ardias Galeri dibanderol mulai harga 5 ribu hingga 700 ribu rupiah tergantung jenis bahan dan proses pembuatannya.
Sebelumnya Dias menggunakan bahan limbah kayu pinus dan bekas palet untuk kerajinannya. Hal ini karena kayu-kayu ini biasanya sudah diberi obat anti rayap dan diproses pengeringannya pada industri, jadi Dias tinggal mendesain dan memotong saja. Seiring berjalannya waktu, lelaki beranak 2 inipun menggunakan kayu limbah jati bekas dan kayu jati perhutani. Alasannya karena seratnya terlihat menarik. Jadi hasil kreasinya pun semakin memikat pembeli.
Selain hasil kreasinya dipasarkan secara online lewat marketplace dan offline di Artdias Gallery miliknya, Dias juga aktif mengikuti berbagai pameran. Tidak hanya Inacraft, pameran kerajinan tangan dari pengrajin Indonesia dan mancanegara, pada awal tahun 2025 ini Dias berhasil lolos kurasi open booth di Teras Indonesia IKEA Ciputra World Mall, Surabaya. Sebelumnya di 2023, Dias menerima apresiasi atas kontribusinya dalam mengubah limbah menjadi produk berkualitas tinggi serta memberikan dampak positif bagi lingkungan. Ia merupakan peraih SATU Indonesia Awards 2023.
Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards ialah program apresiasi tahunan dari PT Astra International Tbk yang diberikan kepada generasi muda Indonesia. Mereka yang berkontribusi positif di bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, dan teknologi bisa ikut seleksi dan menjadi penerima penghargaannnya. Pertama kali diadakan pada tahun 2010, program ini bertujuan memberikan penghargaan, serta mendorong kolaborasi antar penerima penghargaan untuk memperluas dampak sosial mereka. Selain hadiah uang tunai, penerima penghargaan SATU Indonesia Awards juga mendapatkan pembinaan kegiatan dan kesempatan untuk berkolaborasi dengan PT Astra International Tbk.
Tidak hanya membuat dan menjual kreasi olahan limbah kayu, Dias juga aktif membuat workshop yang menarik di Kota Pasuruan. Workshop merangkai dan melukis mainan kayu mengundang antusias anak-anak dan orang tua. Dari sini juga bisa meningkatkan bonding antara anak dan orang tua untuk bermain, melatih motorik dan kreativitas. Anak jadi tidak lagi sibuk dengan gadget, tapi bisa bermain dengan mainan kayu dan dibersamai oleh orang tua terkasih.
Kemudian lahirlah Memadaku yang merupakan akronim dari Melukis Mainan dari Kayu. Produk Artdias Gallery ini memiliki komponen kayu yang perlu dirangkai dan paket lukis yang memberikan sentuhan warna-warni cantik pada mainan. Dari produk ini, anak-anak jadi punya pengalaman untuk membuat mainan sendiri. Dibantu oleh orang tua yang merangkai mainan, kemudian dilanjutkan mewarnai oleh anak.
Harapan Dias ke depannya akan tumbuh kreativitas lainnya dari limbah kayu yang mudah ditemui di industri mebel Kota Pasuruan. Generasi muda juga mau untuk ikut mengolah dan tidak lagi menyepelekan limbah kayu. Pun jadi lebih kreatif serta melahirkan inovasi lainnya. Selanjutnya perbaikan ekonomi juga didapatkan dengan munculnya lapangan kerja baru dari mengolah limbah kayu.
Sumber informasi:
https://www.instagram.com/artdias_gallery
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2025/09/04/amati-tiru-malah-jadi-ide-bisnis-adias-wijaya-sulap-limbah-kayu-jadi-mainan-anak
https://portaljtv.com/news/artdias-gallery-umkm-asal-pasuruan-ciptakan-kerajinan-tangan-dari-limbah-kayu?biro=portal-jtv
https://rri.co.id/umkm/666005/limbah-kayu-jadi-bernilai-di-tangan-warga-pasuruan
#APA2025-KSB





.jpeg)
.jpeg)












