Tuesday 3 May 2011

ASKEP TUBERKULOSIS PARU

PENGERTIAN
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi, kebanyakan menyerang striktur alveolar paru.

PENYEBAB
Mycobacterium yang bersifat tahan asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik sifat kuman ini adalah aerob, bentuk batang dengan ukuran panjang 1 – 4 mili micron dan tebal 0, 3 – 0,6 mili micron. da dua jenis yaitu :
1. Mycobacterium tuberkulosis hominis, merupakan sebagian besar kasus TB.
2. Mycobacterium tuberkulosis bovis, TB orofaring dan intestinum.

TANDA dan GEJALA
Tanda yang sering muncul adalah :1. Batuk lebih dari 4 minggu.
2. Batuk berdahak, kadang-kadang bercampur darah.
3. Sakit kepala.
4. Nafsu makan menurun.
5. Berkeringat malam hari walaupun tanpa kegiatan.
6. Demam.
7. Berat badan menurun.
8. Gejala flu seperti demam, malaise kadang sesak napas.
9. Nyeri dada.

PATOFISOLOGI
A. Tubercolosis Primer
Kuman TBC yang masuk melalui saluran pernafasan akan menetap di jaringan kemudian tumbuh dan berkembang dalam sitoplasma, makrofag kuman yang bersarang, primer. Efek primer ini selanjutnya akan menjadi :
1. sembuh sama sekali tanpa meninggalkan cacat pada jaringan

2. sembuh dengan sedikit bekas berupa garis-garis fibriotik dan pengapuran pada daerah hilus dan sarang shon.komplikasi menyebar secara
- perkuntionitas yaitu menyebar ke sekitarnya.
- Menyebar secara bronhogen pada paru yang bersangkutan dan menularkan paru sebelahnya.
- Secara limfogen dan hematogen ke organ tubuh lain.

B. Tuberculosis Post Primer
Dari TBC primer akan muncul bertahun-tahun lamanya menjadi TBC post Primer. Post Primer ini dimulai dengan sarang dini yang berlokasi di sebagian apical posterior atau inferior pada paru.

KLASIFIKASI
1. TB Parua. BTA mikroskopik langsung (+) atau biakan (+), kelainan foto toraks menyokong TB dan gejala klinis sesuai TB.
b. BTA (-) tapi kelainan foto thoraks dan klinis sesuai TB dan memberikan perbaikan pada pengobatan awal anti TB. Pasien ini memerlukan pengobatan adekuat.

2. TB Paru Tersangka
BTA (-), kelainan klinis dan rontgen sesuai TB paru,pengobatan dengan anti TB sudah bisa dimulai.
3. Bekas TB (tidak sakit)
Ada riwayat TB paru pada masa lalu dengan atau tanpa pengobatan. Foto thoraks normal atau abnormal, BTA (-).

PEMERIKSAAN FISIK
1. Inspeksi
 Bentuk dada normal / tidak, postur tubuh (klavikula terangkat).
 Pergerakan dinding dada simetris / tidak.
 Penggunaan otot bantu pernafasan.
 Ritme, sifat, frekuensi dan pola pernafasan.

2. Palpasi
☻ Keadaan kulit dada, nyeri tekan (+ / -).
☻ Tactil fremitus (+ / -).
3. Perkusi
 Tanda infiltrat (redup).
4. Auskultasi
Bunyi bronchial dan ronchi basah.

PENATALAKSANAAN
1. Obat Anti TB (OAT)
Pengobatan melalui 2 fase, yaitu ;
 Fase awal untuk memusnahkan populasi kuman yang membelah dengan cepat.
 Fase lanjutan, melalui kegiatan sterilisasi kuman pada jangka pengobatan pendek atau kegiatan bakteriostatik pada pengobatan konvensial.
OAT yang biasa digunakan : Isoniazid (INH), Ripamfisin (R), Pyrazinamide (Z), Streptomicin (S), Ethanbutol (E).

Panduan Obat Anti Tuberkulosis (WHO 1993)
Panduan OAT Klasifikasi dan Tipe Pasien Fase Awal Fase lanjutan
Kategori 1  BTA (+) baru.
 Sakit berat BTA (-) luar paru.  Tiap hari selama 2 bulan (HRZSE).
 Tiap hari selama 2 bulan (HRZSE).  Tiap hari selama 4 bulan (RH).
 3 x 1 minggu selama 4 bulan (RH).
Kategori 2  pengobatan ulang.
 Kambuh BTA (+).
 Gagal.  Tiap hari selama 2 / 1 bulan (RHZES).
 Tiap hari selama2 / 1 bulan (RHZES).  Tiap hari selama 5 bulan (RHE).
 3 x 1 minggu selama 5 bulan (RHE).
Kategori 3  TB paru BTA (-).
 TB luar paru.  Tiap hari selama 2 bulan (RHZ).
 Tiap hari selama 2 / 3 x 1 minggu (RHZ).
 Tiap hari selama 4 bulan (RH).
 3 x 1 minggu selama 4 bulan (RH).

2. Diet TKTP
3. Perhatikan lingkungan (Ventilasi, k/p isolasi).

Data Penunjang
1. Pemeriksan Laboratorium
 Darah rutin (LED normal atau meningkat, limfositosis).
 Sputum BTA (+ / -).

2. Pemeriksaan Diagnostik
Radiologi
Foto thoraks PA dan lateral. Gambaran foto thoraks yang menunjang :
 Bayangan lesi di lapangan atas paru atau segmen apikal lobus bawah.
 Bayangan berawan (patchy) atau bebercak (noduler).
 Adanya kavitas, tunggal atau ganda.
 Kalainan bilateral terutama dilapisan atas paru.
 Adanya kalsifikasi.
 Bayanganmenetap.
 Bayangan milier.

3. Tes mantoux / tuberculin

No comments:

Post a Comment