Sunday 6 March 2011

ASKEP ASMA BRONKHIALE

PENGERTIAN

Asthma berasal dari bahasa Yunani yang berarti terengah-engah dan berarti serangan nafas pendek. Asthma adalah penyakit jalan nafas yang terjadi karena spasme bronchus, disebabkan oleh berbagai penyebab. (Sylvia.A.Price,1995).

Beberapa pengertian lain dari asthma adalah penyakit paru dengan ciri khas yakni saluran nafas sangat mudah bereaksi terhadap berbagai rangsangan atau pencetus dengan manifestasi berupa sesak nafas.

Asthma dapat dibagi dalam tiga kategori, yaitu :

1. Asthma Alergika atau asthma ekstrinsik
Ditemukan pada sebagian kecil pasien dewasa dan disebabkan oleh alergan yang diketahui. Astma jenis ini biasanya dimulai pada masa kanak-kanak dengan riwayat keluarga yang mempunyai penyakit atopik, contoh : demam jerami, eksema , dermatitis, dan asma sendiri.

2. Astmha Idiopatik atau asthma intrinsic
Asthma jenis ini lebih sering ditemukan pada usia 40 tahun keatas , dengan serangan yang timbul sesudah infeksi sinus hidung atau percabangan trakheo bronkhial . Makin lama serangan makin sering dan makin hebat, sehingga keadaan ini akhirnya berkelanjutan menjadi bronchitis kronikdan kadang-kadang emfisema.

3. Asthma Campuran.
Merupakan bentuk yang paling sering menyerang pasien . Asthma jenis ini terdiri dari komponen-komponen kedua macam asthma diatas. Kebanyakan pasien dengan asthma intrinsic akan berlanjut menjadi bentuk campuran.

ETIOLOGI

1. Asthma Alergika .
Disebabkan karena hypersensitivitas individu terhadap alergen, biasanya protein, dalam bentuk serbuk sari yang dihirup, bulu halus binatang, kain pembalut atau yang lebih jarang terhadap makanan seperti susu atau cokelat.

2. Asthma Idiopatik
Sering tidak ditemukan penyebab yang jelas baik penyebab utama maupun faktor pencetus. Faktor-faktor non spesifik seperti flu biasa, latihan fisik,atau emosi dapat memicu serangan asthma.

3. Asthma Campuran .
Penyebab sering terdiri dari komponen asthma intrinsik dan ekstrinsik.

PENGKAJIAN.

1. Aktivitas dan Istirahat
Gejala : • Keletihan , kelelahan , malaise.
• Ketidak mampuan untuk melakunan aktivitas sehari-hari karena sulit bernafas
• Ketidakmampuan untuk tidur , perlu tidur dalam posisi tinggi.
• Dyspnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktifitas atau latihan.
Tanda : • Keletihan , gelisah, insomnia, kelemahan umum, atau kehilangan massa otot.

2. Sirkulasi
Gejala : • Pembengkakan pada ekstremitas bawah.
Tanda : • Peningkatan TD , peningkatan frekwensi jantung/ takhikardia berat,disritmia.
• Distensi Vena leher ( penyakit berat).
• Edema dependen, tidak berhubungan dengan penyakit jantung.
• Bunyi jantung redup ( yang berhubungan dengan peningkatan diameter AP dada.)
• Warna kulit / membran mukosa normal atau abu-abu/ sianosis, kuku tabuh sdan sianosis perifer.
• Pucat dapat menunjukkan anemia.

3. Integritas Ego
Gejala : • Peningkatan faktor resiko.
• Perubahan Pola hidup
Tanda : • Ansietas , ketakutan, peka rangsang.

4. Makanan / Cairan
Gejala : • Mual / Muntah.
• Nafsu makan buruk / anoreksia .
• Ketidakmampuan untuk makan karena distress pernafasan.
• Penurunan berat badan menetap.
• Peningkatan berat badan menunjukan edema.

Tanda : • Turgor kulit buruk.
• Edema dependen.
• Berkeringat.
• Penurunan berat badan, penurunan massa otot/lemak sub kutan.
• Palpitasi abdominal dapat menyatakan hepatomegali.

5. H y g i e n e
Gejala : • Penurunan kemampuan / peningkatan kebutuhan bantuan melakukan aktivitas sehari-hari.
Tanda : • Kebersihan buruk dan bau badan meningkat.

6. Pernafasan.
Gejala : • Nafas pendek khususnya pada saat kerja/ cuaca.
• Episode berulangnya sulit nafas; ketidakmampuan untuk bernafas.
• Batuk denganm produksi sputum banyak dan kental.
• Faktor keluarga dan keturunan.
• Penggunaan oksigen pada malam hari atau terus menerus.

Tanda : • Pernafasan biasanya cepat, fase ekspirasi memanjang.
• Penggunaan otot Bantu pernafasan; misal : maninggikan bahu , retraksi fosa supra klavikula.
• Dada dapat terlihat hyper inflasi dengan peningkatan diameter AP ( bentuk Barrel ) ; gerakan diafragma minimal.
• Bunyi nafas: ronkhi, menggi sepanjang area paru pada ekspirasi.
• Kesulitan mengucapkan sebuah kalimat atau lebih dari 4-5 kata sekaligus.

7. Keamanan
Gejala : • Riwayat reaksi alergi atau sensitive terhadap zat / factor lingkungan; kemerahan / berkeringat.
8. Seksualitas
Tanda : • Penurunan Libido.

9. Interaksi sosial
Gejala : • Hubungan ketergantungan.
• Kurang sistem pendukung.
• Kegagalan dukungan dari / terhadap pasangan / orang terdekat.
• Penyakit lama atau ketidakmampuan membaik.

Tanda : • ketidakmampuan untuk membuat atau mempertahankan suara karena distress pernafasan.
• keterbaatasan moilitas fisik.
• Kelalaian hubungan dengan orang lain.

10. Penyuluhan / pembelajaran :
Gejala : • Penggunaan / penyalahgunaan obat pernafasan.
• kesulitan menghentikan merokok.
• kegagalan untuk membaik.

DIAGNOSA DAN INTERVENSI

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif.
Dapat dihubungkan dengan :
• Bronkhospasme .
• Peningkatan produksi secret, sekresi tertahan,tebal,sekresi kental.

Kemungkinan dibuktikan oleh :
• Pernyataan sulit bernafas .
• Perubahan kedalaman,kecepatan pernafasan, penggunaan otot aksesori.
• Bunyi nafas tidak normal , mis : mengi, ronkhi, krekels.
• Batuk ( menetap ) dengan/ tanpa produksi sputum.

Tujuan jangka panjang : Jalan nafas efektif.
Tujuan jangka pendek : • Suara nafas terdengar bersih.
• Pasien dengan batuk epektif dapat mengeluarkan sputum
• Respirasi rate 16-24 x/ mnt.

Rencana Tindakan.
1. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, mis : mengi, ronchi, krekels.
2. Kaji / Pantau frekwensi pernafasan catat rasio inspirasi/ ekspirasi.
3. Kaji pasien untukposisi yang nyaman, mis : peniggian kepala tempat tidur, duduk pada sandaran tempat tidur.
4. Pertahankan Polusi lingkungan seminimal mungkin, mis : debu, asap, dan bulu bantal yang berhubungan dengan kondisi individu.
5. Tingkatkan masukan cairan saampai 3000 ml / hari sesuai toleransi jantung, terutama air hangat, anjurkan masukan cairan antara, sebagai pengganti makan.
6. Berikan obat sesuai indikasi ( bronkhodilator, steroid, analgesik, anti tusif, humidifikasi tambahan ).

 Rasionalisasi :
1. Beberapa derajat spasme bronchus terjadi dengan obstruksi jalan nafas dan dapat/ tak dimanifestasikan adanya bunyi nafas adventisius. Mis : tak adanya bunyi nafas ( pada asma berat ).
2. Takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada penerimaan atau selama stress. Pernafasan dapat melambat dan frekwensi ekspirasi memanjang di banding inspirasi.
3. Peningian kepala tempat tidur mempermudah fungsi pernafasan dengan mengggunakan gravitasi, serta membantu menurunkan kelemahan otot dan dapat sebagai alat ekspansi dada.
4. Pencetus tipe reaksi allergi pernafasan yang dapat mentriger episode akut.
5. Hidrasi mmembantu menurunkan kekkentalan secret dan mempermudah pengeluarannya. Penggunaan air hangat dapat menurunkan spasme bronchus. Cairan Selama maakan dapat meningkatkan distensi gaster dan tekanan pada diafragma.
6. Bronkhodilator merileksasi otot halus dan menutunkan kongesti local, menurunkan spasme jalan nafas, mengi dan produksi mukosa ; steroid/ kortikosteroid digunakan untuk mencegah reaksi alergi / menghambat pengeluaran histamin, menurunkan berat dan frekwensi spasme jalan nafas, inflamasi pernafasan dan dyspnea . Analgesik ,antiitusif : batuk menetap yang melelahkan perlu ditekan untuk menghemat enrgi dan memungkinkan pasien istirahat. Humidifikasi tambahan : kelembaban menurunkan kekentalan secret memppermudahh pengeluaran dan dapat membantu menurunkan / mencegah pembentukan mukosa tebal pada bronkhus.

Kriteria Evaluasi :
a). Mempertahaankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih dan jelas.
b) Menunjukan prilaku untuk memperbaiki bersihan jalan nafas, misalnya : batuk efektif dan mengeluarkan sekret.

2. Nutrisi , perubahan , intake nutrisi kurang dari kebutuhan
Dapat dihubungkan dengan :
• Dispepsia
• Kelemahan
• Efek samping obat
• Produksi sputum
• Anoreksia, mual / muntah

Kemungkinan dibuktikan oleh :
• Penurunan berat badan
• Kehilangan massa otot, tonus otot buruk
• Kelemahan
• Mengeluh gangguan sensasi pengecap
• Keengganan untuk makan, kurang tertarik pada makanan

Tujuan jangka panjang : Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
Tujuan jangka pendek : • Klien menujunkan peningkatan berat badan 0,5 kg perminggu
• Klien menunjukan perubahan pola makan untuk meningkatkan dan mempertahankan berat badan.
• Klien dapat menghabiskan porsi makanan yang disajikan.

Rencana Tindakan.
1. Kaji kebiasaan diet, masukan makanan saat ini catat derajat kesulitan makan, evaluasi BB dan ukuran tubuh.
2. Hindari makanan penghasil gas dan minuman karbonat.
3. Hindari makanan yang sangat panas atau sangat dingin.
4. Dorong periode istirahat 1 jam sebelum dan sesudah makan.
5. Berikan makan dengan porsi kecil tapi sering.

Rasionalisasi.
1. Klien distress pernafasan akut sering anoreksia karena dyspnea, produksi sputum dan obat. Selain itu klien dengan asthma mempunyai kebiasaan makan yang buruk.
2. Dapat menyebabkan distensi abdomen yang mengganggu nafas abdomen dan gerakan diafragma serta dapat meningkatkan diafragma.
3. Suhu ekstrem dapat mencetuskan/meningkatkan spasme batuk.
4. Membantu menurunkan kelemahan selama waktu makan dan memberikan kesempatan untuk meningkatkan masukan kalori total.

3. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan.
• Dapat dihubungkan dengan :
• Kurangnya informasi.
• Mis interpretasi informasi.
• Kurangnya pengulangan informasi.
• Kemungkinan dibuktikan oleh :
• Permintaan pemberian informasi.
• Pernyataan ke khawatiran.
• Ketidak akuratan dalam mengikuti instruksi.
• Terjadinya komplikasi yang dapat dicegah.

Tujuan jangka panjang : Pengetahuan Pasien tentang hal-hal yang berkaitan dengan penyakitnya meningkat.
Tujuan Jangka Pendek : • Pasien menyatakan pemahaman akan kondisi / proses penyakit dan pengobatannya.
• Pasien menyatakan pemahaman akan kondisi/proses penyakit dan pengobatannya .
• Pasien menggidentifikasi hubungan tanda-tanda/gejala dengan proses penyakit dan hubungannya dengan factor penyebab.
• Pasien memulai perubahan gaya hidup dan ikut serta dalam tindakan pengobatan.

Rencana Tindakan.
1. Terangkan / ulangi penjelasan tentang proses penyakit. Dorong pasien dan keluarga untuk bertanya tentang hal-hal yang belum jelas
2. Jelaskan rasionalisasi dari latihan pernafasan sebagai latihan yang baik untuk diteruskan.
3. Diskusikan obnat-obatan pernafasan yang digunakan, efek samping serta reaksi yang mungkin timbul.
4. Diskusikan factor-faktor yang dapat memperbaiki kondisi pasien seperti udara lembab, angin ,temperatur lingkungan yang ekstrim, asap rokok, aerosol, polusi udara.
5. Berikan informasi tentang bahanya merokok pada paru-paru dan anjurkan pasien untuk tidak merokok.
6. Dorong pasien / keluarga untuk mengeksplorasi cara-cara mengontrol factor penyebab yang dapat memperburuk kondisi pasien didalam dan disekitar rumah.

Rasionalisasi.
1. Menurunkan ansietas dan dapat menimbulkan perbaikan partisipasi pada rencana pengobatan.
2. Nafas bibir dan nafas abdominal / diafragmatik menguatkan otot pernafasan, membantu meminimalkan kolaps jalan nafas kecil, dan memberikan individu arti untuk mengontrol dyspnea. Latihan kondisi umum meningkatkan toleransi umum meningkatkan toleransi aktivitas, kekuatan otot dan rasa sehat.
3. Pasien sering mendapat obat pernafasan banyak sekaligus yang mempunyai efek samping hampir sama dan potensial terjadi interaksi obat yang patologis. Penting bagi pasien untuk memahami perbedaan antara efek samping mengganggu ( obat dilanjutkan ) dan efek samping merugikan (obat mungkin diganti / dihentikan ).
4. Faktor lingkungan ini dapat memperburuk / menimbulkan /meninggalkan iritasi bronchial menimbulkan peningkatan produksi secret dan hambatan jalan nafas.
5. Penghentian merokok dapat menghambat / mengurangi keparahan asthma.
6. Agar dapat meminimalisasi / menggurangi invasi dari factor penyebab yang dapat memperburuk kondisi pasien.

Kriteria Evaluasi.
a.) Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman kondisi / proses penyakit dan tindakan.
b) Mengidentifikasi hubungan tanda / gejala yang ada dari proses penyakit dan menghubungkan dengan factor penyebab.
c) Melakukan perubahan pola hidup dan berpartisipasi dalam program pengobatan.

No comments:

Post a Comment