Sunday 6 March 2011

DEMAM THYPOID

PENGERTIAN
Adalah penyakit inpeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan dan gangguan kesadaran. Pada anak biasanya lebih ringan dari pada orang dewasa, masa inkubasi 10 – 20 hari, yang tersingkat 4 hari jika inpeksi terjadi melalui makanan ( Ngastiyah , 1995 ).

ETIOLOGI
Penyebab dari penyakit ini adalah salmonella typhosa, basi gram negatif yang bergerak dengan bulu getar dan tidak berspora.

PATOFISIOLOGI
Makanan dan minuman yang terkontaminasi bakteri salmonella typhosa masuk melalui mulut terus sampai ke saluran pencernaan. Basil diserap di usus halus, melalui pembuluh limfe halus masuk ke dalam peredaran darah sampai di organ-organ terutama hati dan limfe.
Basil yang tidak dihancurkan berkembang biak dalam hati dan limfe, sehingga organ tersebut akan membesar disertai nyeri pada perabaan. Basil masuk kedalam darah dan menyebar keseluruh tubuh terutama kelenjar limfoid usus halus, sehingga tukak berbentuk lonjong pada mukosanya, mengakibatkan perdarahan dan perforasi usus, Gejala demam disebabkan oleh endotoxin.


TANDA DAN GEJALA
Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala :
• Prodromal, yaitu perasaan tidak enak badan
• Lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat
• Nafsu makan berkurang

Tanda dan gejala yang biasanya ditemukan :
1. Demam
Bersifat febris remiten dan suhu tidak tinggi, selama minggu I suhu tubuh berangsur naik setiap hari.
2. Gangguan pada saluran pencernaan
Pada mulut nafas berbau tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah, lidah tertutup selaput putih kotor ( coated tongue ). Ujung dan tepinya kemerahan.
3. Gangguan kesadaran
Umumnya kesadaran pasien menurun walaupun tidak seberapa dalam, yaitu apatis sampai somnolen.

PENGKAJIAN

1. AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT
Gejala : Kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah, insomnia / tidak tidur, merasa gelisah, ansietas, pembatas aktivitas sehubungan dengan efek proses penyakit.

2. SIRKULASI
Tanda : - Taki kardi ( respon terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi dan nyeri ).
- Kemerahan area eksmosis ( kekurangan Vit K )
- TD hipotensi
- Kulit membran mukosa : turgor buruk, kering, lidah kotor dan pecah (dehidrasi)

3. INTEGRITAS EGO
Gejala : Ansietas, ketakutan, emosi kesal, mis : perasaan tidak berdaya / tidak ada harapan. Faktor stres, mis : hubungan dengan keluarga / pekerjaan, pengobatan yang mahal.
Tanda : Menolak, perhatian menyempit, depresi.

4. ELIMINASI
Gejala : - Tekstur faeces bervariasi dari bentuk lembek sampai bau atau berair.
- Konstipasi
- Riwayat batu ginjal, dehidrasi.
Tanda : - Menurunnya bising usus, tidak ada peristaltik atau adanya peristaltik yang dapat dilihat.
- Hemoroid, fisura anal, fistula perianal, oliguria.

5. MAKANAN DAN CAIRAN
Gejala : - Anorexia, mual dan muntah
- Penurunan BB, tidak toleran terhadap diet / sensitif, mis : buah segar, sayur, produk susu, makanan berlemak.
Tanda : - Penurunan lemak sub cutan / massa otot
- Kelemahan tonus otot dan turgor kulit buruk.
- Membran mukosa pucat, luka, inflamasi rongga mulut.

6 HYGIENE
Tanda : - Ketidak mampuan mempertahankan diri.
- Stomatitis menunjukkan kekurangan Vit dan bau badan.

7 NYERI / KEAMANAN
Gelala : - Nyeri tekan pada abdomen, nyeri mata, fotopobia ( iritis )
Tanda : - Nyeri tekan abdomen / distensi.

8. KEAMANAN
Gejala : - Artritis ( memperburuk gejala dengan aksaserbasi penyakit usus )
- Peningkatan suhu 39, 5C - 40 C ( eksaserbasi akut )
- Penglihatan kabur, alergi terhadap makanan.
Tanda : Lesi kulit mungkin ada. Mis : eritema nodusum ( meningkat, nyeri tekan, kemerahan dan bengkak ) pada tangan, muka, paha, kaki dan mata kaki.

9. SEKSUALITAS
Gejala : Frekuensi menurun / menghindari aktivitas seksual.

10. INTERAKSI SOSIAL
Gejala : - Masalah hubungan / peran sehubungan dengan kondisi.
- Ketidak mampuan aktif dalam sosial.


DIAGNOSA  DAN INTERVENSI

A. Potensial kurang volume cairan B/D resiko peningkatan kehilangan cairan tubuh yang diakibatkan dari muntah dan demam.

Tujuan jangka pendek : Mempertahankan keseimbangan masukan dan keluaran cairan.
Tujuan jangka panjang : Mempertahankan volume cairan yang adekuat.

Rencana Tindakan
1. Awasi keseimbangan cairan, perkirakan kehilangan yang terlihat, mis : keringat, observasi oliguria.
2. Awasi TV. Catat TD, resp dan temp.
3. Observasi kulit, membran mukosa, penurunan turgor kulit, pengisian kapiler lambat.
4. Kolaborasi untuk pemberian cairan parenteral sesuai indikasi.

Rasionalisasi
1. Memberikan informasi tentang keseimbangan cairan, fungsi ginjal dan kontrol penyakit usus, juga pedoman pada penggantian cairan.
2. Hipotensi , takikardi, demam dapat menunjukan respon terhadap efek kehilangan cairan.
3. Menunjukan kehilangan cairan berlebihan / dehidrasi.
4. Mempertahankan istirahat usus akan memerlukan pergantuan cairan untuk memperbaiki kehilangan.


B. Perubahan suhu tubuh ( hipertermi ) B/D proses infeksi / penyakit. Ditandai : suhu tubuh tinggi > 37,8 C peroral dan 38,8 C perectal, akral kulit hangat, takhi kardi, peningkatan tingkat pernafasan.

Tujuan jangka pendek : Dalam waktu 4 – 6 jam suhu tubuh dapat diturunkan 0,5C - 1 C.
Tujuan jangka panjang : Mempertahankan suhu tubuh normal ( 36C – 37,5 C ) .

Rencana Tidakan
1. Pantau suhu tubuh secara berkala tiap 4 – 6 jam. Tngkatkan frekuensi pengukuran selama periode menggigil.
2. Kompres hangat, hindari penggunaan alkohol.
3. Dorong untuk minum air putih sesui indikasi
4. Kolaborasi tentang pemberian obat antiperitika dan antibiotika
\
Rasionalisasi
1. Suhu 38,9 C – 41,1 C menunjukan penyakit infeksi usus
2. Membantu mengurangi demam. Cat: penggunaan air es / alkohol mungkin menyebabkan kedinginan, peningkatan suhu secara aktual dan alkohol dapat mengeringkan kulit.
3. Peningkatan masukan cairan membantu menurunkan temp.
4. Antiperitika untuk mengurangi demam dengan aksi sentral pada hypothalamus dan antibiotika untuk penanganan proses infeksi.


C. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh B/D penurunan masukan peroral sekunder terhadap kebutuhan peningkatan metabolisme yang berkaitan dengan demam dan proses infeksi. Ditandai : membran mukosa pucat, menolak untuk makan, tidak ada nafsu makan, BB menurun.

Tujuan jangka pendek : Peningkatan masukan nutrisi peroral.
Tujuan jangka panjang : Masukan nutrisi adekuat.

Rencana Tindakan
1. Anjurkan membatasi aktivitas selama sakit ( tirah baring )
2. Anjurkan istirahat sebelum makan.
3. Anjurkan untuk kebersihan oral
4. Kolaborasi :
- Diet sesui indikasi, makanan yang dihancurkan, rendah sisa, protein dantinggi kalori dan rendah serat.
- Obat-obatan Vit B 12
- Beri nutrisi parenteral total, terafi IV sesui indikasi.

Rasionalisasi
1. Menurunkan kebutuhan metabolik untuk mencegah penurunan kalori dan simpanan energi
2. Menenangkan peristaltik dan meningkatkan energi untuk makan.
3. Mulut yang bersih dapat meningkatkan rasa makanan.
4. - Memungkinkan saluran usus untuk mematikan kembali proses pencernaan, protein untuk penyembuhan integritas ringan.
- Malabsorsi Vit B 12 akibat kehilangan nyata fungsi ilium, penggantian megatasi depresi sum-sum tulang dan meningkatkan sel darah merah.
- Program ini mengistirahatkan saluran gastrointestinal sementara memberikan nutrisi penting.

No comments:

Post a Comment