Sunday 6 March 2011

ASKEP KANKER

                   1) identitas
kanker sering didiagnosis pada orang – orang yang berusia 65 tahun atau lebih. Kejadian kanker sering di derita pada wanita di bandingkan pria.
2) keluhan utama
keluhan biasanya disesuaikan dengan jenis dan lokasi kanker yang dialami oleh klien.
3) riwayat penyakit sekarang
gejala kanker yang dialami klien pada umumnya adalah sebagai berikut :Demam kronis,Terjadinya batuk kronis (terutama kanker paru) atau perubahan suara (pada kanker leher).Terjadinya perubahan pada sistem pencernaan/ kandung kemih, Penurunan nafsu makan dan berat badan, Keluarnya cairan atau darah tidak normal.
4) riwayat penyakit dahulu
untuk mengetahui apakah klien pernah menderita kanker sebelumnya atau pernah melakukan program terapi / pengobatan kanker
5) riwayat penyakit keluarga
untuk mengetahui apakah dalam keluarganyaada yang menderita kanker seperti yang dialami klien saat ini. Karena bila ada keluarga ada yang menderita kanker, resiko tinggi untuk keturunannya.
6) pemeriksaan fisik
a) sistem integument
· Perhatikan : nyeri, bengkak, flebitis, ulkus
· Inspeksi kemerahan & gatal, eritema
· Perhatikan pigmentasi kulit
· Kondisi gusi, gigi, mukosa & lidah
b) system gastrointerstinal
· Kaji frekwensi, mulai, durasi, berat ringannya mual & muntah setelah pemberian kemotherapi
· Observasi perubahan keseimbangan cairan & elektrolit
· Kaji diare & konstipasi
· Kaji anoreksia
· Kaji : jaundice, nyeri abdomen kuadran atas kanan
c) system hematopoetik
1. Kaji Netropenia
· Kaji tanda infeksi
· Auskultasi paru
· Perhatikan batuk produktif & nafas dispnoe
· Kaji suhu
2. Kaji Trombositopenia : <>
3. Kaji Anemia
· Warna kulit, capilarry refill
· Dispnoe, lemah, palpitasi, vertigo
d) Sistem Respiratorik & Kardiovaskular
· Kaji terhadap fibrosis paru yang ditandai : Dispnoe, kering, batuk non produktif - terutama bleomisin
· Kaji tanda CHF
· Lakukan pemeriksaan EKG
e) Sistem Neuromuskular
· Perhatikan adanya perubahan aktifitas motorik
· Perhatikan adanya parestesia
· Evaluasi refleks
· Kaji ataksia, lemah, menyeret kaki
· Kaji gangguan pendengaran
· Diskusikan ADL
f) Sistem Genitourinari
· Kaji frekwensi BAK
· Perhatikan bau, warna, kekeruhan urine
· Kaji : hematuria, oliguria, anuria
· Monitor BUN, kreatinin
7) Diagnosa keperawatan
a) Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping therapi kanker ditandai dengan klien mngatakan nyeri, klien sulit tidur, tidak mampu memusatkan perhatian, ekspresi nyeri, kelemahan.
b) Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker, konsekwensi khemotherapi, radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi lambung, kurangnya rasa kecap, nausea), emotional distress, fatigue, ketidakmampuan mengontrol nyeri
c) Resiko tinggi kurangnya volume cairan berhubungan dengan output yang tidak normal (vomiting, diare), hipermetabolik, kurangnya intake
d) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh sekunder dan sistem imun (efek kemotherapi/radiasi), malnutrisi, prosedur invasive
e) Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan kemotherapi, deficit imunologik, penurunan intake nutrisi dan anemia
f) Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan keluarga
8) Rencana asuhan keperawatan
a) Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping therapi kanker ditandai dengan klien mngatakan nyeri, klien sulit tidur, tidak mampu memusatkan perhatian, ekspresi nyeri, kelemahan.
· Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 2×24 jam nyeri berkurang
· Kriteria hasil :
Klien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas. Melaporkan nyeri yang dialaminya. Mengikuti program pengobatan. Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui aktivitas yang mungkin.
· Intervensi :
1) Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi dan intensitas
Memberikan informasi yang diperlukan untuk merencanakan asuhan
2) Evaluasi therapi: pembedahan, radiasi, khemotherapi, biotherapi, ajarkan klien dan keluarga tentang cara menghadapinya
Untuk mengetahui terapi yang dilakukan sesuai atau tidak, atau malah menyebabkan komplikasi.
3) Berikan pengalihan seperti reposisi dan aktivitas menyenangkan seperti mendengarkan musik atau nonton TV
Untuk meningkatkan kenyamanan dengan mengalihkan perhatian klien dari rasa nyeri.
4) Menganjurkan tehnik penanganan stress (tehnik relaksasi, visualisasi, bimbingan), gembira, dan berikan sentuhan therapeutik.
Meningkatkan kontrol diri atas efek samping dengan menurunkan stress dan ansietas.
5) Evaluasi nyeri, berikan pengobatan bila perlu.
Untuk mengetahui efektifitas penanganan nyeri, tingkat nyeri dan sampai sejauhmana klien mampu menahannya serta untuk mengetahui kebutuhan klien akan obat-obatan anti nyeri.
6) Diskusikan penanganan nyeri dengan dokter dan juga dengan klien
Agar terapi yang diberikan tepat sasaran
7) Berikan analgetik sesuai indikasi seperti morfin, methadone, narkotik dll
Untuk mengatasi nyeri.
b) Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker, konsekwensi khemotherapi, radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi lambung, kurangnya rasa kecap, nausea), emotional distress, fatigue, ketidakmampuan mengontrol nyeri
· Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 2×24 jam kebutuhan nutrisi terpenuhi
· Kriteria hasil:
Klien menunjukkan berat badan yang stabil, hasil lab normal dan tidak ada tanda malnutrisi. Menyatakan pengertiannya terhadap perlunya intake yang adekuat. Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diet yang berhubungan dengan penyakitnya.
· Intervensi :
1) Monitor intake makanan setiap hari, apakah klien makan sesuai dengan kebutuhannya.
Memberikan informasi tentang status gizi klien.
2) Timbang dan ukur berat badan, ukuran triceps serta amati penurunan berat badan.
Memberikan informasi tentang penambahan dan penurunan berat badan klien.
3) Kaji pucat, penyembuhan luka yang lambat dan pembesaran kelenjar parotis.
Menunjukkan keadaan gizi klien sangat buruk.
4) Anjurkan klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori dengan intake cairan yang adekuat. Anjurkan pula makanan kecil untuk klien.
Kalori merupakan sumber energi.
5) Kontrol faktor lingkungan seperti bau busuk atau bising. Hindarkan makanan yang terlalu manis, berlemak dan pedas.
Mencegah mual muntah, distensi berlebihan, dispepsia yang menyebabkan penurunan nafsu makan serta mengurangi stimulus berbahaya yang dapat meningkatkan ansietas.
6) Ciptakan suasana makan yang menyenangkan misalnya makan bersama teman atau keluarga
Agar klien merasa seperti berada dirumah sendiri.
7) Anjurkan tehnik relaksasi, visualisasi, latihan moderate sebelum makan.
Untuk menimbulkan perasaan ingin makan/membangkitkan selera makan
8) Anjurkan komunikasi terbuka tentang problem anoreksia yang dialami klien.
Agar dapat diatasi secara bersama-sama (dengan ahli gizi, perawat dan klien).
9) Amati studi laboratorium seperti total limposit, serum transferin dan albumin
Untuk mengetahui/menegakkan terjadinya gangguan nutrisi sebagi akibat perjalanan penyakit, pengobatan dan perawatan terhadap klien.
10) Berikan pengobatan sesuai indikasiPhenotiazine,antidopaminergic, corticosteroids, vitamins khususnya A,D,E dan B6, antacid
Membantu menghilangkan gejala penyakit, efek samping dan meningkatkan status kesehatan klien.
11) Pasang pipa nasogastrik untuk memberikan makanan secara enteral, imbangi dengan infus.
Mempermudah intake makanan dan minuman dengan hasil yang maksimal dan tepat sesuai kebutuhan.
c) Resiko tinggi kurangnya volume cairan berhubungan dengan output yang tidak normal (vomiting, diare), hipermetabolik, kurangnya intake
· Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 1×24 jam kebutuhan cairan terpenuhi.
· Kriteria hasil:
Klien menunjukkan keseimbangan cairan dengan tanda vital normal,- membran mukosa normal, turgor kulit bagus, capilarry ferill normal, urine output normal.
· Intervensi :
1) Monitor intake dan output termasuk keluaran yang tidak normal seperti emesis, diare, drainase luka. Hitung keseimbangan selama 24 jam.
Pemasukan oral yang tidak adekuat dapat menyebabkan hipovolemia.
2) Timbang berat badan jika diperlukan.
Dengan memonitor berat badan dapat diketahui bila ada ketidakseimbangan cairan.
3) Monitor vital signs. Evaluasi pulse peripheral, capilarry refil.
Tanda-tanda hipovolemia segera diketahui dengan adanya takikardi, hipotensi dan suhu tubuh yang meningkat berhubungan dengan dehidrasi.
4) Kaji turgor kulit dan keadaan membran mukosa. Catat keadaan kehausan pada klien.
Dengan mengetahui tanda-tanda dehidrasi dapat mencegah terjadinya hipovolemia.
5) Anjurkan intake cairan samapi 3000 ml per hari sesuai kebutuhan individu.
Memenuhi kebutuhan cairan yang kurang.
6) Observasi kemungkinan perdarahan seperti perlukaan pada membran mukosa, luka bedah, adanya ekimosis dan pethekie
Segera diketahui adanya perubahan keseimbangan volume cairan.
7) Hindarkan trauma dan tekanan yang berlebihan pada luka bedah.
Mencegah terjadinya perdarahan.
8) Kolaboratif berikan cairan IV bila diperlukan.
Memenuhi kebutuhan cairan yang kurang.
9) Berikan therapy antiemetik.
Mencegah/menghilangkan mual muntah.
d) Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh sekunder dan sistem imun (efek kemotherapi/radiasi), malnutrisi, prosedur invasive
· Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2×24 jam resiko infeksi berkurang
· Kriteria hasil :
Klien mampu mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam tindakan pecegahan infeksi. Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi dan penyembuhan luka berlangsung normal
· Intervensi :
1) Cuci tangan sebelum melakukan tindakan. Pengunjung juga dianjurkan melakukan hal yang sama.
Mencegah terjadinya infeksi silang.
2) Jaga personal hygine klien dengan baik.
Menurunkan/mengurangi adanya organisme hidup.
3) Monitor temperatur.
Peningkatan suhu merupakan tanda terjadinya infeksi
4) Kaji semua sistem untuk melihat tanda-tanda infeksi
Mencegah/mengurangi terjadinya resiko infeksi
5) Hindarkan/batasi prosedur invasif dan jaga aseptik prosedur.
Mencegah terjadinya infeksi.
6) Monitor CBC, WBC, granulosit, platelets
Segera dapat diketahui apabila terjadi infeksi
7) Berikan antibiotik bila diindikasikan
Adanya indikasi yang jelas sehingga antibiotik yang diberikan dapat mengatasi organisme penyebab infeksi.
e) Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan kemotherapi, deficit imunologik, penurunan intake nutrisi dan anemia
· Tujuan : sdetelah dilakukan tiindakan keperawatan selama 1×24 jam resiko kerusakan integritas kulit berkurang
· Kriteria hasil :
Klien dapat mengidentifikasi intervensi yang berhubungan dengan kondisi spesifik. Berpartisipasi dalam pencegahan komplikasi dan percepatan penyembuhan.
· Intervensi :
1) Kaji integritas kulit untuk melihat adanya efek samping therapi kanker, amati penyembuhan luka.
Memberikan informasi untuk perencanaan asuhan dan mengembangkan identifikasi awal terhadap perubahan integritas kulit.
2) Anjurkan klien untuk tidak menggaruk bagian yang gatal.
Menghindari perlukaan yang dapat menimbulkan infeksi.
3) Ubah posisi klien secara teratur.
Menghindari penekanan yang terus menerus pada suatu daerah tertentu.
4) Berikan advise pada klien untuk menghindari pemakaian cream kulit, minyak, bedak tanpa rekomendasi dokter.
Mencegah trauma berlanjut pada kulit dan produk yang kontra indikatif
f) Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan keluarga
· Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1×24 jam cemas yang dirasakan klien berkurang
· Kriteria hasil :
Klien dapat mengurangi rasa cemasnya. Rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif. Menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi dalam pengobatan.
· Intervensi :
1) Tentukan pengalaman klien sebelumnya terhadap penyakit yang dideritanya.
Data-data mengenai pengalaman klien sebelumnya akan memberikan dasar untuk penyuluhan dan menghindari adanya duplikasi
2) Berikan informasi tentang prognosis secara akurat.
Pemberian informasi dapat membantu klien dalam memahami proses penyakitnya.
3) Beri kesempatan pada klien untuk mengekspresikan rasa marah, takut, konfrontasi. Beri informasi dengan emosi wajar dan ekspresi yang sesuai.
Dapat menurunkan kecemasan klien
4) Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek samping. Bantu klien mempersiapkan diri dalam pengobatan.
Membantu klien dalam memahami kebutuhan untuk pengobatan dan efek sampingnya.
5) Catat koping yang tidak efektif seperti kurang interaksi sosial, ketidak berdayaan dll.
Mengetahui dan menggali pola koping klien serta mengatasinya/memberikan solusi dalam upaya meningkatkan kekuatan dalam mengatasi kecemasan.
6) Anjurkan untuk mengembangkan interaksi dengan support system.
Agar klien memperoleh dukungan dari orang yang terdekat/keluarga.
7) Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman.
Memberikan kesempatan pada klien untuk berpikir/merenung/istirahat.

No comments:

Post a Comment