Friday 8 April 2011

ASKEP HERPES

Pengertian
Herpes Zoster
adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisela zoster yang menyerang kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah infeksi primer.

Herpes Simplek
Penyakt infeksiosa dan kontagiosa yang disebabkan oleh virus herpes simplek tipe 1 dan 2 dengan kecenderungan menyerang kulit-mukosa (orofasial , genital), terdapat kemungkinan manifestasi ekstrakutan dan cenderung untuk residif karena sering terjadi persintensi virus. Derajat penularannya tinggi, tetapi karena patogenitas dan daya tahan terhadap infeksi baik, maka infeksi ini sering berjalan tanpa gejala atau gejala ringan, subklinis atau hanya local. ( Rassner Dermatologie Lehrbuch und atlas, 1995)

A. Pengkajian
1.Data Subyektif
Demam, pusing, malaise, nyeri otot-tulang, gatal dan pegal, hipenestesi.
2.Data Obyektif
Eritema, vesikel yang berkelompok dengan dasar kulit yang eritema dan edema. Vesikel berisi cairan jernih kemudian menjadi keruh (berwarna abu-abu) dapat menjadi pustule dan krusta. Kadang vesikel mengandung darah, dapat pula timbul infeksi sekunder sehingga menimbulkan aleus dengan penyembuhan berupa sikatrik.
Dapat pula dijumpai pembesaran kelenjar lympe regional. Lokalisasi penyakit ini adalah unilateral dan bersifat dermafonal sesuai dengan tempat persyarafan.
Paralitas otot muka
3.Data Penunjang
Pemeriksaan percobaan Tzanck ditemukan sel datia berinti banyak.
4.Etiologi
Herpes zoster :
Reaktivasi virus varisela zoster
Herpes Simplek :
Virus herpes simpleks ( VHS ) tipe 1 dan tipe 2 adalah virus herpes hominis yang termasuk virus DNA.
5.Patofisiologi
Herpes ZosterVirus ini berdiam di ganglion posterior susunan syaraf tepi dan ganglion kranalis kelainan kulit yang timbul memberikan lokasi yang setingkat dengan daerah persyarafan ganglion tersebut. Kadang virus ini juga menyerang ganglion anterior, bagian motorik kranalis sehingga memberikan gejala-gejala gangguan motorik.
Herpes Simpleks
. Belum jelas, ada kemungkinan :
- Infeksi primer akibat transmisi virus secara langsung melalui jalur neuronal dari
perifer ke otak melalui saraf Trigeminus atau Offactorius. Faktor precipitasi
adalah penurunan sistim imun host.
- Reaktivitas infeksi herpes virus laten dalam otak.
- Pada neonatus penyebab terbanyak adalah HSV-2 yang merupakan infeksi
dari secret genital yang terinfeksi pada saat persalinan.

B. Diagnosa Keperawatan
• Gangguan rasa nyaman nyeri s.d infeksi virus
• Gangguan integritas kulit s.d vesikel yang mudah pecah
• Cemas s.d adanya lesi pada wajah
• Potensial terjadi penyebaran penyakit s.d infeksi virus

C. Intervensi
1. Gangguan rasa nyaman nyeri s.d infeksi virus, ditandai dengan :
DS : pusing, nyeri otot, tulang, pegal
DO: erupsi kulit berupa papul eritema, vseikel, pustula, krusta Tujuan :
Rasa nyaman terpenuhi setelah tindakan keperawatan
Kriteria hsil :
Rasa nyeri berkurang/hilang
Klien bisa istirahat dengan cukup
Ekspresi wajah tenang Kaji kualitas & kuantitas nyeri
Kaji respon klien terhadap nyeri
Jelaskan tentang proses penyakitnya
Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi
Hindari rangsangan nyeri
Libatkan keluarga untuk menciptakan lingkungan yang teraupeutik
Kolaborasi pemberian analgetik sesuai program

2. Gangguan integritas kulit s.d vesikel yang mudah pecah, ditandai dengan :
DS : -
DO: kulit eritem vesikel, krusta pustula Tujuan :
Integritas kulit tubuh kembali dalam waktu 7-10 hari
Kriteria hasil :
Tidak ada lesi baru
Lesi lama mengalami involusi Kaji tingkat kerusakan kulit
Jauhkan lesi dari manipulasi dan kontaminasi
Kelola tx topical sesuai program
Berikan diet TKTP

3. Cemas s.d adanya lesi pada wajah, ditandai dengan :
DS : klien menyatakan takut wajahnya cacat
DO : tampak khawatir lesi pada wajah Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan cemas akan hilang/berkurang
Kriteria hasil :
Pasien merasa yakin penyakitnya akan sembuh sempurna
Lesi tidak ada infeksi sekunder Kaji tingkat kecemasan klien
Jalaskan tentang penyakitnya dan prosedur perawatan
Tingkatkan hubungan teraupeutik
Libatkan keluarga untuk member dukungan

4. Potensial terjadi penyebaran penyakit s.d infeksi virus Tujuan :
Setelah perawatan tidak terjadi penyebaran penyakit Isolasikan klien
Gunakan teknik aseptic dalam perawatannya
Batasi pengunjung dan minimalkan kontak langsung
Jelaskan pada klien/keluarga proses penularannya

No comments:

Post a Comment