ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KARSINOMA TIROID
Karsinoma
tiroid termasuk kelompok penyakit keganasan dengan prognosis relatif baik namun
perjalanan klinisnya sukar diramalkan.
Klien dengan Ca Tiroid mengalami stres dan kecemasan yang tinggi. Perawat memperoleh data dasar klien
berdasarkan tingkat pengetahuannya mengenai penyakit, coping skills dan
dari hubungan keluarga. Perawat
menganjurkan klien untuk mengungkapkan rasa takutnya dan mendiskusikan
penyakitnya.
Gambaran Histologis
Menurut WHO, tumor epitel maligna
tiroid dibagi menjadi:
1.
Karsinoma Folikuler.
2.
Karsinoma Papilar.
3.
Karsinoma Medular.
4.
Karsinoma berdiferensiasi buruk (Anaplastik).
5.
Lain-lain.
Menurut Mc Kenzi (1971), ada 4
tipe jaringan karsinoma tiroid yang berbeda yang dipakai untuk pelaksanaan sehari-hari,
yaitu:
1.
Karsinoma Tiroid Papilar.
2.
Karsinoma Tiroid Folikular.
3.
Karsinoma Tiroid Medular.
4.
Karsinoma Tiroid Anaplastik.
Manifestasi
klinik awal dari karsinoma tiroid adalah berbentuk menyendiri dan suatu nodul
dikelenjar tiroid yang tidak menimbulkan rasa sakit. Tanda dan gejala tambahan tergantung pada ada
tidaknya metastase serta lokasi metastase (penyebaran sel kanker) itu
sendiri.
1.
KARSINOMA PAPILAR
Merupakan tipe
kanker tiroid yang sering ditemukan, banyak pada wanita atau kelompok usia diatas
40 tahun. Karsinoma Papilar merupakan
tumor yang perkembangannya lambat dan dapat muncul bertahun-tahun sebelum
menyebar ke daerah nodes limpa. Ketika
tumor terlokalisir di kelenjar tiroid, prognosisnya baik apabila dilakukan
tindakan Tiroidektomi parsial atau total.
2.
KARSINOMA FOLIKULAR
Terdapat
kira-kira 25 % dari seluruh karsinoma tiroid yang ada, terutama mengenai
kelompok usia diatas 50 tahun. Menyerang
pembuluh darah yang kemudian menyebar ke tulang dan jaringan paru. Jarang menyebar ke daerah nodes limpa tapi
dapat melekat/menempel di trakea, otot leher, pembuluh darah besar dan kulit,
yang kemudian menyebabkan dispnea serta disfagia. Bila tumor mengenai “The Recurrent Laringeal
Nerves”, suara klien menjadi serak.
Prognosisnya baik bila metastasenya masih sedikit pada saat diagnosa
ditetapkan.
3.
KARSINOMA MEDULAR
Timbul di
jaringan tiroid parafolikular. Banyaknya
5 – 10 % dari seluruh karsinoma tiroid dan umumnya mengenai orang yang berusia
diatas 50 tahun. Penyebarannya melewati
nodes limpa dan menyerang struktur di sekelilingnya. Tumor ini sering terjadi dan merupakan bagian
dari Multiple Endocrine Neoplasia (MEN) Tipe II yang juga bagian dari
penyakit endokrin, dimana terdapat sekresi yang berlebihan dari kalsitonin,
ACTH, prostaglandin dan serotonin.
4.
KARSINOMA ANAPLASTIK
Merupakan
tumor yang berkembang dengan cepat dan luar biasa agresif. Kanker jenis ini secara langsung menyerang
struktur yang berdekatan, yang menimbulkan gejala seperti:
-
Stridor (suara serak/parau, suara nafas terdengar nyaring)
-
Suara serak
-
Disfagia
Prognosisnya
jelek dan hampir sebagian besar klien meninggal kira-kira 1 tahun setelah
diagnosa ditetapkan. Klien dengan
diagnosa karsinoma anaplastik dapat diobati dengan pembedahan paliatif, radiasi
dan kemoterapi.
Gambaran Klinis
Kecurigaan klinis adanya
karsinoma tiroid didasarkan pada observasi yang dikonfirmasikan dengan
pemeriksaan patologis dan dibagi dalam kecurigaan tinggi, sedang dan
rendah. Yang termasuk kecurigaan tinggi
adalah:
-
Riwayat neoplasma endokrin multipel dalam keluarga.
-
Pertumbuhan tumor cepat.
-
Nodul teraba keras.
-
Fiksasi daerah sekitar.
-
Paralisis pita suara.
-
Pembesaran kelenjar limpa regional.
-
Adanya metastasis jauh.
Kecurigaan sedang adalah:
-
Usia < 20 tahun atau > 60 tahun.
-
Riwayat radiasi leher.
-
Jenis kelamin pria dengan nodul soliter.
-
Tidak jelas adanya fiksasi daerah sekitar.
-
Diameter lebih besar dari 4 cm dan kistik.
Kecurigaan rendah adalah: tanda
atau gejala diluar/selain yang disebutkan diatas.
Secara
klinis karsinoma tiroid dibagi menjadi kelas-kelas, yaitu:
I. Infra Tiroid.
II. Metastasis Kelenjar Limpa Leher.
III. Invasi Ekstra Tiroid.
IV. Metastasis Jauh.
Gejala klinis yang dijumpai dapat
berupa penekanan organ sekitar, gangguan dan rasa sakit waktu menelan, sulit
benafas, suara serak, limfadenopati leher serta dapat terjadi metastasi
jauh. Paling sering ke paru-paru, tulang
dan hati.
Penatalaksanaan
1.
Operasi (Tiroidektomi).
2.
Radiasi internal/eksternal.
3.
Kemoterapi.
4.
Hormonal.
5.
Lain-lain.
Evaluasi
Dilakukan dengan pemeriksaan
sidik seluruh tubuh, dikombinasi dengan pemeriksaan kadar tiroiglobulin (Tg)
serum secara berkala pada 3-6 bulan pertama.
Tg dipengaruhi oleh TSH dan cenderung meningkat bila masih ada sisa
kelenjar tiroid. Kadar Tg kurang dari 1
ng ml selama hormon dihentikan, menunjukkan terapi ablasi telah berhasil. Tg dianggap sebagai pertanda karsinoma tiroid
yang cukup sensitif tetapi tidak spesifik.
Pemeriksaan kadar kalsitonin untuk karsinoma medular merupakan petunjuk
adanya metastasis.
Evaluasi
berkala sangat penting karena karsinoma tiroid yang sudah dinyatakan berhasil
ablasinya ternyata setelah 5-10 tahun proses keganasan bisa timbul
kembali. Dianjurkan kontrol 1 tahun
untuk 5 tahun pertama setelah dinyatakan ablasi total berhasil, kemudian tiap 2
tahun sekali.
Laboratorium dan Radiologi
- DL
-
SGOT
-
SGPT
-
BSH
-
> 40 tahun EKG
-
Foto Servikal ® Foto Thoraks
-
BMR (Basal Metabolic Rate) ® 3 hari berturut-turut
pada malam hari.
-
Pemeriksaan T3 dan T4.
Diagnosa
Keperawatan
Diagnosa
Keperawatan yang mungkin timbul:
- Diagnosa Pre
Operasi:
1.
Ansietas berhubungan dengan faktor kurang
pengetahuan tentang kejadian pra operasi dan pasca operasi, takut tentang
beberapa aspek pembedahan.
Tujuan
: Klien mengungkapkan
ansietas berkurang/hilang.
Kriteria evaluasi: Klien melaporkan lebih sedikit perasaan gugup,
mengungkapkan pe-mahaman tentang kejadian pra operasi dan pasca operasi, postur
tubuh riileks.
Rencana Tindakan:
NO
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Jelaskan apa yang terjadi selama periode pra operasi dan
pasca operasi, termasuk test laboratorium pra op, persiapan kulit, alasan status puasa,
obat-obatan pre op, aktifitas area tunggu, tinggal diruang pemulihan dan
program pasca operasi. Informasikan
klien bahwa obatnya tersedia bila diperlukan untuk mengontrol nyeri, anjurkan
untuk memberitahu nyeri dan meminta obat nyeri sebelum nyerinya bertambah
hebat.
Informasikan klien bahwa ada suara serak &
ketidaknyamanan menelan dapat dialami setelah pembedahan, tetapi akan hilang
secara bertahap dengan berkurangnya bengkak ± 3-5 hari.
Ajarkan & biarkan klien mempraktekkan bagaimana
menyokong leher untuk menghindari tegangan pada insisi bila turun dari tempat
tidur atau batuk.
Biarkan klien dan keluarga mengungkapkan perasaan
tentang pengalaman pembedahan, perbaiki jika ada kekeliruan konsep. Rujuk pertanyaan khusus tentang pembedahan
kepada ahli bedah.
Lengkapi daftar aktifitas pada daftar cek pre op,
beritahu dokter jika ada kelainan dari test Lab. pre op.
|
Pengetahuan tentang apa yang diper-lukan membantu
mengurangi ansie-tas & meningkatkan kerjasama klien selama pemulihan,
mempertahankan kadar analgesik darah konstan, memberikan kontrol nyeri
terbaik.
Pengetahuan tentang apa yang diper-kirakan membantu
mengurangi an-sietas.
Praktek aktifitas-aktifitas pasca ope-rasi membantu
menjamin penurunan program pasca operasi terkomplikasi.
Dengan mengungkapkan perasaan membantu pemecahan masalah dan memungkinkan
pemberi perawatan untuk mengidentifikasi kekeliruan yang dapat menjadi sumber
kekuatan. Keluarga adalah sistem
pendukung bagi klien. Agar efektif,
sistem pendukung harus mempunyai mekanisme yang kuat.
Daftar cek memastikan semua aktifi-tas yang diperlukan
telah lengkap. Aktifitas ini dirancang
untuk memas-tikan klien telah siap secara fisiologis untuk operasi dan
mengurangi resiko lamanya penyembuhan.
|
2.
Perubahan proses keluarga yang berhubungan
dengan ketakutan berkaitan dengan diagnosis kanker yang baru saja diterima,
masalah potensial ketidak pastian masa depan.
Tujuan:
- Klien dan keluarga dapat beradaptasi secara
konstruktif terhadap krisis.
- Klien dan keluarga mampu
mengkomunikasikan secara terbuka dan efektif diantara anggota keluarga.
Kriteria:
- Sering mengungkapkan perasaan
terhadap perawat/dokter.
- Berpartisipasi dalam perawatan
anggota keluarga yang sakit.
- Mempertahankan sistem fungsional
saling mendukung antar tiap anggota keluarga.
Rencana Tindakan
NO
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
Bantu klien & keluarga dalam menghadapi ke-khawatiran
terhadap situasi: resikonya, pilihan yang ada serta bantuan yang didapat.
Ciptakan lingkungan rumah sakit yang bersifat pribadi
& mendukung untuk klien & keluarga.
Libatkan anggota keluarga dalam perawatan anggota
keluarga yang sakit bila memungkin-kan.
Bantu anggota keluarga untuk mengubah ha-rapan-harapan
klien yang sakit dalam suatu si-kap yang realistis.
Buatlah daftar bantuan profesional lain bila
masalah-masalah meluas diluar batas-batas ke-perawatan.
|
Klien & keluarga mengetahui segala sesuatu yang
mungkin dapat menyebabkan kekha-watiran serta dapat mengatasi nya.
Klien merasa terlindungi rasa amannya.
Klien mendapat perhatian & kasih sayang dari
keluarga-nya & keluarga dapat berpe-ran lebih aktif dalam merawat klien.
Harapan yang tidak realistis membuat kelurga berpikir
ti-dak objektif.
Dengan mengetahui bantuan profesional diharapkan klien
& keluarga dapat mencari al-ternatif & usaha lain dalam mengobati
& merawat klien.
|
-
Diagnosa Post Operasi
3.
Bersihan Jalan nafas tidak efektif berhubungan
dengan obstruksi akibat adanya perdarahan atau edem pada tempat pembedahan,
kerusakan saraf laringeal atau luka pada kelenjar paratiroid.
Tujuan:
- Paru-paru
klien bersih.
- Pola nafas
klien berada dalam batas normal.
- Klien dapat
berbicara dengan suara biasa.
NO.
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1.
|
Monitor tanda-tanda respiratori distres, sia-nosis,
takipnea & nafas yang berbunyi.
Periksa balutan leher setiap jam pada perio-de awal post
op, kemudian tiap 4 jam.
Monitor frekuensi & jumlah drainase serta kekuatan
balutan.
Periksa sensasi klien karena keketatan dise-keliling
tempat insisi.
Pertahankan klien dalam posisi semi fowler dengan diberi
kantung es (ice bag) untuk mengurangi bengkak.
Anjurkan klien untuk berbicara setiap 2 jam tanpa
merubah nada atau keparauan suara.
Kaji adanya tanda Chvostek & Trousseau.
Identifikasi adanya mati rasa.
Monitor tingkat serum kalsium.
Siapkan peralatan emergency untuk trache-ostomy,
suction, oksigen, perlengkapan be-nang jahit bedah dan kalsium IV, dalam keadaan
siap pakai.
|
Memonitor & mengkaji terus-mene-rus dapat membantu
untuk mende-teksi & mencegah masalah pernafas-an.
Pembedahan didaerah leher dapat menyebabkan obstruksi
jalan nafas karena adanya edem post op.
Dengan mempertahankan posisi & pemberian es dapat
mengurangi pembengkakan.
Kerusakan pada saraf laringeal sela-ma pembedahan tiroid
dapat menye-babkan penutupan glottis.
Hipokalsemia, akibat dari kerusakan atau pemotongan
kelenjar paratiroid dapat menyebabkan tetani & laringo-spasm.
Persiapan untuk gawat darurat memastikan pemberian
perawatan yang cepat & tepat.
|
4.
Nyeri berhubungan dengan tiroidektomi.
Tujuan
: Nyeri berkurang/hilang.
Kriteria: Menyangkal nyeri, tidak ada rintihan,
ekspresi wajah rileks.
Rencana
Tindakan:
NO
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1.
2.
|
Berikan analgesik narkotik yang diresep-kan &
evaluasi keefektifannya.
Ingatkan klien untuk mengikuti tindakan-tindakan untuk
mencegah peregangan pada insisi seperti:
- menyokong leher bila bergerak di tempat
tidur & bila turun dari tempat tidur.
- menghindari hiper ekstensi & fleksi
akut leher.
|
Analgesik narkotik perlu pada nye-ri hebat untuk memblok
rasa nyeri.
Peregangan pada garis jahitan ada-lah sumber ketidak
nyamanan.
|
5.
Resiko tinggi terhadap komplikasi berhubungan
dengan tiroidektomi, edema pada dan sekitar insisi, pengangkatan tak sengaja
dari para tiroid, perdarahan dan kerusakan saraf laringeal.
Tujuan: Tidak terjadi komplikasi sampai klien pulang ke rumah
(hari ke-7 – 10 post op).
Kriteria : Tidak ada manifestasi dari perdarahan yang
hebat, hiperkalemia, kerusakan saraf laringeal, obstruksi jalan nafas, ketidak
seimbangan hormon tiroid dan infeksi.
Rencana Tindakan:
NO
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Perdarahan:
a. Pantau:
- TD, nadi, RR setiap 2x24 jam. Bila stabil setiap 4 jam.
- Status
balutan: inspeksi dirasakan dibe-lakang leher setiap 2x 24 jam, kemudian
setiap 8 jam setelahnya.
b. Beritahu dokter bila drainase merah terang pada
balutan/penurunan TD disertai pe-ningkatan frekuensi nadi & nafas.
c. Tempatkan bel
pada sisi tempat tidur & ins-truksikan klien untuk memberi tanda bila
tersedak atau sensasi tekanan pada daerah insisi terasa. Bila gejala itu terjadi, kendur-kan
balutan, cek TTV, inspeksi insisi, perta-hankan klien pada posisi semi
fowler, beri-tahu dokter.
Obstruksi jalan nafas:
a. Pantau
pernafasan setiap 2x24 jam.
b. Beritahu
dokter bila keluhan-keluhan ke-sulitan pernafasan, pernafasan tidak tera-tur
atau tersedak.
c. Pertahankan
posisi semi fowler dengan bantal dibelakang kepala untuk sokongan
d. Anjurkan
penggunaan spirometri insentif setiap 2 jam untuk merangsang pernafas-an
dalam.
e. Jamin
bahwa O2 & suction siap tersedia di tempat.
Infeksi luka:
a. Ganti balutan sesuai program dengan menggunakan
teknik steril.
b. Beritahu
dokter bila ada tanda-tanda in-feksi.
Kerusakan saraf laringeal:
a. Instruksikan klien untuk tidak banyak
bi- cara.
b. Laporkan
peningkatan suara serak & ke-lemahan suara.
Hipokalsemia:
a.
Pantau laporan-laporan kalsium serum.
b.
Beritahu dokter bila keluhan-keluhan ke-bal,
kesemutan pada bibir, jari-jari/jari kaki, kedutam otot atau kadar kalsium di
bawah rentang normal.
Ketidakseimbangan hormon
tiroid:
a.
Pantau kadar T3 & T4 serum.
b.
Berikan penggantian hormon tiroid sesu-ai pesanan.
|
Untuk mendeteksi tanda-tanda awal perdarahan.
Temuan ini menandakan perdarahan berlebihan dan perlu
perhatian medis segera.
Temuan ini menandakan perdarahan berlebihan dan perlu
perhatian medis segera.
Untuk mendeteksi tanda-tanda awal obstruksi pernafasan.
Temuan-temuan ini menandakan kompresi trakeal yang dapat
disebab-kan oleh perdarahan, perhatian medis untuk mencegah henti nafas.
Posisi tegak memungkinkan ekspansi paru lebih penuh
& membantu menu-runkan bengkak.
Pernafasan dalam mempertahankan alveoli terbuka untuk
mencegah ate-lektasis.
Untuk digunakan bila terjadi kom-presi trakea.
Untuk melawan/mencegah masuknya bakteri.
Temuan ini menandakan infeksi luka & perlu terapi
antibiotik.
Untuk menurunkan tegangan pada pita suara.
Perubahan-perubahan ini menunjuk-kan kerusakan saraf
laringeal, dima-na hal ini tidak dapat disembuhkan.
Perubahan kadar kalsium serum ter-jadi sebelum
manifestasi ketidak se-imbangan kalsium.
Temuan ini menandakan hipokalse-mia & perlunya
penggantian garam kalsium.
Untuk mendeteksi indikasi awal keti-dakseimbangan hormon
tiroid.
Hormon tiroid penting untuk fungsi metabolik normal.
|
6. Resiko tinggi terhadap
penatalaksanaan pemeliharaan di rumah berhubungan dengan kurang pengetahuan
tentang perawatan di rumah.
Tujuan : Klien mampu memenuhi rencana pemeliharaan
dirumah.
Kriteria:
Klien mengungkapkan pemahaman tentang instruksi pulang, melakukan latihan
dengan benar, mengungkapkan kepuasan dengan rencana perawatan dirumah.
Rencana Tindakan:
NO
|
INTERVENSI
|
RASIONAL
|
1.
2.
3.
4.
|
Berikan instruksi untuk latihan leher fleksi, ekstensi
& latihan rotasi setelah jahitan di angkat hari ke-7.
Hubungi dokter bila ada tanda-tanda infeksi
Bila tiroidektomi total dilakukan, berikan informasi tentang
obat pengganti & harus digunakan untuk sepanjang hidup.
Berikan instrumen tertulis untuk aktifitas perawatan
diri, perjanjian, evaluasi & obat-obatan, klien kemudian evaluasi
pemaham-an instruksi.
|
Latihan-latihan ini untuk memban-tu mencegah kontraktur
otot leher.
Terapi antibiotik untuk mengatasi infeksi.
Pemahaman hubungan antara kon-disi & terapi membantu
mengem-bangkan kepatuhan klien.
Instruksi verbal mungkin mudah dilupakan.
|
No comments:
Post a Comment