Saturday 22 June 2013

ASUHAN KEPERAWATAN KELUAGA,
REMAJA DENGAN MASALAH  MENARIK DIRI


I.       PENDAHULUAN

            Menarik diri merupakan masalah yang kerap dijumpai pada remaja. Gejala utama pada reaksi menarik diri adalah penarikan diri dari hubungan antar – manusia. Remaja menjauhi orang lain dan tidak mampu mengadakan hubungan emosional yang dekat, sering diam, malu – malu dan patuh.
 Remaja dengan masalah seperti ini butuh penanganan yang hati – hati dan serius. Bila keadaa ini tidak segera ditangani dapat berkembang menjadi psikosa reaktif dan selanjutnya menjadikan remaja tersebut berkepribadian skizoid. Dukungan emosional dari keluarga dalam upaya penanganan masalah ini sangat dibutuhkan.
Perawatan kesehatan keluarga, diharapkan mampu untuk menagani masalah ini . Dalam upaya penanganan terhadap remaja dengan masalah menarik diri, cara yang terbaik digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan kekeluargaan, karena bagaimanapun juga remaja tersebut merupakan bagian dari keluarga. Kegagalan dalam membina ikatan emosional yang harmonis dalam keluarga merupakan faktor pencetus terjadinya masalah ini.

FAKTOR PENYEBAB MASALAH MENARIK DIRI
Banyak teori yang mencoba untuk menjelaskan penyebab dari masalah menarik diri pada remaja , tetapi pada dasarnya focus kajiannya adalah pada sifat serta ciri dari remaja itu sendiri . Ciri - ciri  remaja itu sendiri  antara lain :
1.    Masa remaja sebagai periode penting
Walaupun semua periode dalam rentang kehidupan penting pada usia remaja perkembangan fisik dan mental yang cepat menimbulkan perlunya penyesuaian mental dan perlunya membentuk sikap ,nilai dan minat baru yang mempunyai akibat jangka panjang pada usia berikutnya.
2.    Masa remaja sebagai periode peralihan
Pada masa ini remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa ,bila berperilaku anak-anak ia akan bertindak dewasa tetapi bila berperilaku dewasa dia dikatakan masih belum waktunya seperti orang dewasa.
3.    Masa remaja sebagai periode perubahan
Ada 5 perubahan yang terjadi pada remaja :
  1. Peningkatan emosi
  2. Perubahan fisik
  3. Perubahan perilaku
  4. Perubahan pandangan terhadap nilai
  5. Bersikap ambivalen terhadap perubahan yang terjadi atas dirinya.
4.    Masa remaja sebagai usia bermasalah
Terdapat dua alasan ,pertama sepanjang masa anak-anak segala masalah diselesaikan  orang tua atau guru.Kedua, karena remaja merasa mandiri sehingga tidak perlu bantuan orang lain, sehingga banyak kegagalan-kegagalan dalam menyelesaikan masalah karena belum berpengalaman
5.    Masa remaja sebagai masa mencari identitas
Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa perannya dalam masyarakat.
6.    Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
Karena anggapan bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapi, yang tidak dapat dipercaya dan cenderung merusak maka remaja cenderung ragu dalam membuat keputusan dan mencari bantuan dalam mengatasi masalanya.
7.    Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik
Remaja cenderung untuk melihat dirinya dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan bukan sebagaimana adanya.
Selain itu pada masa remaja mengalami beberapa perubahan diantaranya adalah :
1.    Perubahan fisik
  1. Perubahan eksternal
v  Tinggi badan, rata-rata anak perempuan mencapai tinggi maksimal pada usia 17-18 tahun sedang anakklaki-laki antara usia 19-20 tahun.
v  Berat badan, perubahan berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan perubahan tinggi badan
v  Proporsi tubuh, berbagai anggota tubuh mencapai perbandingan yang seimbang
v  Organ sex, organ sex wanita dan laki-laki mencapai ukuran yang matang tetapi fungsi belum maksimal sampai beberapa tahun kemudian . Sedangkan ciri sex sekunder mencapai tingkat perkembangan matang pada akhir masa remaja.
  1. Perubahan internal
v  Sistem pencernaan, perut manjadi lebih panjang, usus bertambah panjang dan bertambah besar, otot perut dan dinding usus bertambah tebal dan lebih kuat, ukuran hati bertambah besar dan kerongkongan bertambah panjang
v  Sistem peredaran darah,jantung bertambah besar dengan pesat, pada usia remaja akhir berat jantung dua kali berat jantung waktu lahir.
v  Sistem pernafasan, kapasitas paru anak wanita matang pada usia 17 tahun sedangkan laki-laki beberapa tahun kemudian.
v  Sistem endokrin, kelenjar seks berkembang pesat meskipun belum mencapai ukuran matang.
v  Jaringan tubuh, perkembangan rangka berhenti pada usia 18 tahun,jaringan lain terus berkembang terutama jaringan otot.
2.    Perubahan emosi
Pola emosi pada remaja sama dengan anak-anak,yang membedakan terletak pada ransangan dan derajat yang membangkitkan emosi. Emosi yang umum yang dimiliki oleh remaja antara lain ; amarah,takut,cemburu,ingin tahu,irihati,gembira, sedih, kasih sayang. Remaja yang memiliki kematangan emosi memberikan reaksi emosional yang stabil , tidak berubah-ubah dari suatu suasana hati ke suasana hati yang lain.
3.    Perubahan sosial
Salah satu tugas perkembangan masa remaja yang tersulit adalah berhubungan dengan penyesuaian sosial, hal tersebut dikarenakan oleh kuatnya pengaruh kelompok sebaya disebabkan remaja lebih banyak diluar rumah bersama teman sebaya.
Disamping itu faktor lingkungan juga mempengaruhi gangguan perilaku yaitu :
1.    Orang tua
Sikap orang tua terhadap remaja merupaka faktor yang sangat penting bagi perkembangan kepribadian remaja.Perkawinan yang tidak bahagia atau perceraian menimbulkan kebingungan pada remaja.Bila orang tua tidak rukun ,maka sering mereka tidak konsekuen dalam hal mengatur disiplin dan sering mereka bertengkar didepan anak-anak mereka.Sebaliknya disiplin yang dipertahankan secara kaku dapat menimbulkan frustasi yang hebat.Disiplin harus dipertahankan dengan bijaksana ,jangan sampai seakan-akan ada dua blok dirumah,yaitu orang tua disatu pihak dan anak-anak dilain pihak.
2.    Saudara-saudara
Rasa iri hati terhadap saudar-saudara adalah normal, biasanya lebih nyata pada anak pertama dan lebih besar antara anak-anak dengan jenis kelamin yang sama.Perasaan ini akan bertambah keras bila orang tua memperlakukan anak-anak tidak sama (pilih kasih).Untuk menarik perhatian dan simpati dari orang tua,biasanya remaja menunjukkan perilaku agresif atau negativistik.
3.    Orang-orang lain didalam rumah
Seperti nenek,saudar orang tua atu pelayan,juga dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian pada remaja. Nenek pada umumnya menunjukkan sikap memanjakan terhadap cucunya
4.    Hubungan disekolahnya
Yang perlu diselidiki adalah bagaimana hubungan remaja dengan gurunya, teman sekolahnya. Tidak jarang seorang guru yang sifatnya terlalu keras justru menimbulkan kenakalan pada murid-muridnya.
5.    Keadaan ekonomi
Gangguan perilaku lebih sering didapati pada anak-anak dari golongan sosio-ekonomi tinggi atau rendah. Hal ini terjadi mungkin karena orang tua mereka terlalu sibuk dengan kegiatan-kegiatan sosial (pada kalangan atas)atau sibuk dengan mencari nafkah (pada kalangan rendah) sehingga lupa menyediakan waktu untuk berkomunikasi dengan baik pada para remaja.
Menurut Rosenheim,Tucker dan Lafore, diambil kesimpulan bahwa orang tua remaja dengan gangguan perilaku sering menunjukkan sikap menolak terhadap anak mereka. Sikap menolak ini mempunyai latar belakang tertentu, misalnya :
v  Perkawinan yang tidak bahagia.Isteri mengira bahwa denagn adanya anak,hubungan suami istri akan menjadi baik. Bila kemudian ternyata tidak demikian, maka anaklah yang dipersalahkan (mungkin secara tidak disadari)
v  Sikap menolak juga mungkin timbul karena sebelumnya ibunya takut hamil lagi karena kesulitan ekonomi dan kelahiran seorang anak akan menambah beban keluarga.
Sikap menolak dari orang tua terhadap anak mereka terutama pada remaja diantaranya adalah :
v  Menghukum anaknya /remaja secara berlebih lebihan.
v  Anak /remaja kurang diperhatikan mengenai makanan,pakaian,kemajuan disekolah dan kegiatan sosial.
v  Kurang sabar terhadap anaknya/remaja dan mudah marah.
v  Ancaman-ancaman untuk mengusir anak/remaja.
v  Anak/remaja yang bersangkutan diperlakukan lain dibandingkan dengan saudara-saudaranya.
v  Sangat kritis terhadap anak/remaja tersebut.


ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
A.DATA-DATA IDENTIFIKASI
1.    Nama keluarga
2.    Alamat dan nomor telepon
3.    Komposisi keluarga
4.    Tipe bentuk keluarga
5.    Latar belakang kebudayaan
6.    Identifikasi religi
7.    Status kelas keluarga
8.    Aktifitas-aktifitas rekreasi atau aktifitas waktu luang

II.      B.TAHAP PERKEMBANGAN DAN RIWAYAT KELUARGA

v  Tahap perkembangan keluarga saat ini
v  Jangkauan pencapaian tahap perkembangan
v  Riwayat keluarga inti
v  Riwayat keluarga orang tua

III.     C.DATA LINGKUNGAN

ü  Karakteristik-karakteristik rumah
ü  Karakteristik-karakteristik dari lingkungan sekitar rumah dan komunitas yang lebih besar
ü  Mobilitas geografi keluarga
ü  Asosiasi-asosiasi dan transaksi-transaksi keluarga dengan komunitas
ü  Jaringan dukungan sosial keluarga

IV.    D.STRUKTUR KELUARGA

Pola-pola komunikasi
v  Jangkauan komunikasi fungsional dan disfungsional(tipe-tipe pola berulang).
v  Jangkauan dari pesan dan bagaimana diungkapkan.
v  Karekteristik komunikasi dalam sub sistem-sub sistem keluarga.
v  Tipe-tipe proses komunikasi disfungsional yang ditemukan dalam keluarga.
v  Bidang-bidang komunikasi tertutup.
v  Variabel-variabel keluarga dan eksternal yang mempengaruhi komunikasi.
Struktur kekuasaan
·         Hasil-hasil dari kekuasaan.
·         Proses pengambilan keputusan.
·         Dasar-dasar kekuasaan.
·         Variabel-variabel yang mempengaruhi kekuasaan.
·         Seluruh kekuasaan keluarga.
Struktur peran
a.    Struktur peran formal.
b.    Struktur peran informal
c.    Analisis model-model peran.
d.    Variabel struktur peran yang mempengaruhi.
Nilai-nilai keluarga
ü  Bandingkan keluarga dengan orang Amerika / nilai-nilai kelompok referensi keluarga dan atau mengidentifikasi nilai-nilai penting keluarga dan pentingnya (prioritas) dalam keluarga.
ü  Kongruensi antara nilai-nilai keluarga dan nilai-nilai subsistem keluarga juga kelompok referensi dan atau komunitas yan lebih luas.
ü  Variabel-variabel yang mempengaruhi nilai-nilai keluarga.Apakah nilai-nilai ini dipegang teguh oleh keluarga secara sadar maupun secara tidak sadar.

V.     E.FUNGSI-FUNGSI KELUARGA

1.    Fungsi afektif
¨      Kebutuhan-kebutuhan keluarga.
¨      Mutual Nurturance, keakrapan dan identifikasi.
¨      Diagram kedekatan dalam keluarga sangat membantu dalam hal ini.
¨      Perpisahan dan kekerabatan.
2.    Fungsi sosialisasi
¨      Praktik-praktik pengasuhan anak dalam keluarga.
¨      Kemampuan adaptasi praktik-praktik pengasuhan anak untuk bentuk keluarga dan situasi dari keluarga.Siapa-siapa yang menjadi pelaku sosialisasi bagi anak-anak?Nilai-nilai anak dalam keluarga. Keyakinan-keyakinan kultur yang mempengaruhi pola-pola pengasuhan anak.Estimasi tentang apakah keluarga beresiko. Mengalami masalah-masalah pengasuhan anak dan jika demikian, indikasi bagi faktor-faktor resiko tinggi. Adekuasi lingkungan rumah akan kebutuhan anak untuk bermain.
3.    Fungsi perawatan kesehatan
Keyakinan kesehatan, nilai-nilai dan perilaku  keluarga.
Definisi sehat-sakit dari keluarga dan tingkat pengetahuan mereka.
 Status kesehatan yang diketahui keluarga dan kerentanan terhadap sakit.
Praktik-praktik diit keluarga , adekuasi diit keluarga (catatan riwayat makan untuk 24 jam yang direkomendasikan) .
Fungsi jam makanan dan sikap terhadap makanan dan jam makan.
Praktik-praktik berbelanja(dan perencanaannya)
Individu-individu yang bertanggungjawab terhadap perencanaan berbelanja dan menyiapkan makanan.
Kebiasaan tidur dan istirahat.
Latihan dan praktik-praktik rekreasi (tidak dimasukkan sebelumnya)
Kebiasaan menggunakan obat-obat keluarga.
Peran keluarga dalam praktik-praktik perawatan diri.
Praktik-praktik lingkungan keluarga. Cara-cara preventif berdasarkan medis(uji fisik,mata,pendengnaran dan imunisasi)
Praktik-praktik kesehatan gigi. Riwayat kesehatan keluarga (baik penyakit umum maupun khusus yang berhubungan dengan lingkungan maupun genetika).
Layanan kesehatan yanng diterima. Perasaan dan persepsi mengenai layanan kesehatan. Layanan perawatan kesehatan darurat. Layanan kesehatan gigi. Sumber pembiayaan medis dan gigi. Logistik perawatan yang diperoleh.
     

VI.    F. COPING KELUARGA

q  Stressor-stressor keluarga jangka panjang dan pendek.
q  Kemampuan keluarga untk merespon,berdasarkan penilaian obyektif terhadap situasi-situasi yan menimbulkan stress.
q  Penggunaan strategi-strategi koping(sekarang/yang lalu).
-Perbedaan cara koping keluarga.
-Strategi-strategi coping internal keluarga.
-Strategi-strategi coping eksternal keluarga.
q  Bidang-bidang atau situasi dimana keluarga telah mencapai penguasaan.
q  Penggunaan strategi-strategi adaptif disfungsional yang digunakan(sekarang/yang lalu).

VII.  ANALISA DATA

Analisa data dilakukan dengan menggunakan tipologi masalah kesehatan,yang terdiri dari 3 kelompok sifat masalah kesehatan (Freeman).
1.    Ancaman kesehatan (Health Treats)
Merupakan suatu kondisi atau situasi yang dapat menimbulkan penyakit,kecelakaan atau tidak mengenal potensi kesehatan,misalnya:
ü  Riwayat penyakit keturunan dalam keluarga.
ü  Penyaki menular
ü  Besar/jumlah keluarga hubungannya dengan sumber daya keluarga.
ü  Kecelakaan.
ü  Nutrisi.
ü  Stress.
ü  Kesehatan lingkungan.
ü  Kebiasaan personal.
ü  Karakteristik personal.
ü  Riwayat kesehatan.
ü  Peran.
ü  Status imunisasi.
2.    Defisit kesehatan
Merupakan suatu keadaan gagal mempertahankan kesehatan termasuk:
ü  Keadaan sakit yang belum/sudah terdiagnosa.
ü  Kegagalan tumbuh kembang secara normal.
ü  Gangguan kepribadian.
3.    Krisis
Adalah saat-saat keadaan menuntut terlampau banyak dari individu atau keluarga dalam hal penyesuaian maupun dalam hal sumber daya mereka,meliputi :
ü  Perkawinan.
ü  Kehamilan,persalinan,masa nifas.
ü  Menjadi orang tua.

VIII. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

1.  Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah  menarik diri pada remaja  sehubungan dengan kurangnya  informasi akibat yang ditimbulkan karena penerapan disiplin yang kaku.
2.  Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan untuk melakukan tindakan terhadap masalah  menarik diri pada remaja.
3.  Ketidakmampuan keluarga memberikan perawatan pada anggota keluarga dengan  menarik diri pada remaja.
4.  Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang menunjang  kesehatan untuk mengatasi masalah menarik diri sehubungan dengan perceraian orang tua.
5.  Ketidakmampuan  keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan  untuk mengatasi masalah  menarik diri.


PERENCANAAN / PELAKSANAAN

     Perencanaan tindakan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan masalah menarik diri, pada dasarnya berupa pendidikan kesehatan pada keluarga menyangkut masalah menarik diri diri. Beberapa tindakan yang dapat dilaksanakan dalam memberikan asuhan keperawatan pada keluarga, remaja dengan masalah menarik diri antara lain :
1.      Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian dan contoh remaja dengan gangguan kepribadian menarik diri.
2.      Berikan reinforcement yang positif pada keluarga terhadap apa yang diketahui oleh keluarga tentang reaksi menarik diri.
3.      Berikan kesempatan kepada keluarga untuk mengungkapkan permasalahan yang timbul pada anak remajanya (terutama mengenai masalah yang dijumpai pada remaja) akibat dari kurangnya perhatian atau factor lain.
4.      Berikan kesempatan pada keluarga untuk menceriterakan tindakan yang telah dilakukan dalam upaya menangani anggota keluarganya dengan masalah menarik diri dan berikan pujian serta koreksi bila ada kekeliruan.
5.      Diskusikan dengan keluarga perkembangan normal yang terjadi pada remaja dan pentingnya membentuk ikatan emosional yang kuat untuk mencegah timbulnya permasalahan – permasalahan dalam keluarga.
6.      Berikan contoh konkrit tentang cara penanggulangan anak remaja dengan perilaku menarik diri secara baik dan benar.
7.      Diskusikan tentang factor-faktor yang mempengaruhi permasalahan menarik diri.
8.      Diskusikan tentang tindakan (bimbingan, petunjuk dan pertimbangan) pada anak remajanya sebelum melakukan sesuatu hal.
9.      Beri kesempatan pada keluarga untuk mengungkapkan kemungkinan factor yang menyebabkan timbulnya masalah menarik diri.
10.   Diskusikan   dengan keluarga tentang efek yang timbul bila anak remajanya dengan perilaku menarik diri.
11.   Diskusikan bahwa peran-peran negatif yang terjadi pada anak remaja timbul, tujuannya ingin menyatakan kejengkelannya karena merasa kurang diperhatikan oleh lingkungannya.
12.    Beri kesempatan  kepada keluarga untuk mengungkapkan efek masalah dan berikan reinforcement bila betul.
13.   Diskusikan bahwa identitas akan terbentuk dengan baik bila tertanam rasa kepercayaan dan disesuaikan dengan kemampuan dan keinginan anak remajanya.

IX.    EVALUASI

Disesuaikan dengan  criteria atau standard yang telah ditentukan.


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
REMAJA DENGAN MASALAH MENARIK DIRI
NO
MSL.
DX.
TUJUAN
TUJUAN
EVALUASI
INTERVENSI

KEPW.
KEPW.
PANJANG
PENDEK
KRITERIA
STANDAR

1.
Menarik diri pada anggota keluarga usia remaja
Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah menarik diri pada remaja sehubu-bungan dengan kurang-nya informasi tentang masalah menarik diri  dan penaganannya
Setelah di-lakukan tindakan ke-perawatan selama  keluarga mam-pu mengenal dan menangani masalah menarik diri pada anggota kkeluarganya
Setelah 2 kali pertemuan dalam waktu 50 menit keluarga mampu :
1. Menyebu-kan kembali pengertian meanrik diri.








2. Menyebut-kan kembali factor-faktor yang mem-pengaruhi timbulnya masalah identitas ka-bur.










3. Menyebu-tkan efek yang terjadi bila identitas kabur terjadi pada anak remajanya.
Respon verbal




Respon Verbal




Respon verbal
1.  Pengertian identi-tas yang kabur :
Ø Anak remaja kebingungan dalam menentu-kan peranannya dalam kehidup-an bermasyara-kat.
Ø Identitas yang kabur akan menyebabkan anak nakal dan melanggar nor-ma-norma yang ada.




2.Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya identi-tas kabur :
Ø  Lingkungan sosial yang menyukar
Ø  Anak remaja merasa sebagai anak malang
Ø  Kurangnya cinta kasih
Ø  Kurangnya perhatian
Ø  Kurang bimbingan yang baik

3. Efek    identitas yang kabur :
Ø  Anak nakal
Ø  Mengganggu masyarakat
Ø  Minuman obat bius
Ø  Membolos sekolah
Ø  Sebagai pencuri
Ø  Sebagai pemerkosa
-           
14.  Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian dan contoh identias remaja yang kabur.
15.  Berikan reinforcement bila keluarga dapat mengenal sedikit tentang identitas diri.
16.  Berikan kesempatan kepada keluarga untuk mengungkapkan permasalahan yang timbul pada anak remajanya (terutama mengenai sikap dan kematangan kepribadiannya) akibat dari kurangnya perhatian atau factor lain.
17.  Beri kesempatan kepada keluarga tentang cara dan tindakan yang telah dipergunakan dalam membimbing anak remajanya.
18.   
1.          Diskusikan dengan keluarga bahwa sikap otoriter sebaiknya tidak dilakukan.
2.          Diskusikan tentang factor-faktor yang mempengaruhi permasalah-an identitas yang kabur.
3.          Diskusikan tentang tindakan (bimbingan, petunjuk dan pertimbangan) pada anak remajanya sebelum melakukan sesuatu hal.
4.          Beri kesempatan pada keluarga untuk mengungkapkan kemungkinan factor yang menyebabkan identitasnya kabur.




1. Diskusikan   dengan keluarga tentang efek yang timbul bila anak remajanya dengan identitas kabur.
2. Diskusikan bahwa peran-peran negatif yang terjadi pada anak remaja timbul, tujuannya ingin menyatakan kejengkelannya karena merasa kurang diperhatikan oleh lingkungannya.
3. Beri kesempatan  kepada keluarga untuk mengungkapkan efek masalah dan berikan reinforcement bila betul.
4. Diskusikan bahwa identitas akan terbentuk dengan baik bila tertanam rasa kepercayaan dan disesuaikan dengan kemampuan dan keinginan anak remajanya.


No comments:

Post a Comment